Dirut PG Panen Bawang Merah di Brebes

Dirut PG Panen Bawang Merah di Brebes
Dirut PG Rahmad Pribadi melihat hasil panen bawang merah.

Brebes, HARIAN BANGSA - Direktur Utama Petrokimia Gresik Rahmad Pribadi mengikuti panen raya bawang merah di salah satu sentra  penghasil bawang  merah di  Desa Banjaranyar, Kecamatan-Kabupaten Brebes, Selasa (12/2).

Berdasarkan rekomendasi pemupukan berimbang Petrokimia Gresik, produktivitas tanaman bawang merah mencapai 12 ton per hektare.

Rahmad Pribadi mengatakan, bawang merah adalah komoditas terbesar nasional untuk jenis tanaman sayur dan menjadi salah satu komoditas penyumbang neraca ekspor. "Untuk  menjaga  produktivitas  dan  bahkan  meningkatkan  hasil  panennya diperlukan  suplai pupuk yang berkualitas dan teknik pemupukan yang tepat," ujar Rahmad Pribadi.

Rekomendasi pupuk Petrokimia Gresik untuk tanaman bawang merah di Brebes, antara lain ZA (400 kg/ha), NPK (800 kg/ha), dan pupuk organik (2.000 kg/ha). Sedangkan kebiasaan petani setempat menggunakan Urea (200 kg/ha), ZA (100 kg/ha), SP-36 (100 kg/ha), NPK subsidi (300 kg/ha), NPK komersial (100 kg/ha), dan pupuk organik (500 kg/ha).

Sementara berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis Oktober 2019, rata-rata produktivitas bawang merah mencapai 9,59 ton/ha.

Artinya,   pupuk  rekomendasi Petrokimia Gresik mampu meningkatkan produktivitas sebesar 2,41 ton/ton.  "Rekomendasi ini merupakan  inovasi   Petrokimia  Gresik  dalam  membantu   petani   bawang merah meningkatkan produktivitas," jelasnya.

Data BPS menyebutkan, bawang merah merupakan tanaman sayuran dengan produktivitas terbesar, yaitu 1,5 juta ton/tahun dari luas lahan 156.779 hektare. Sedangkan luas lahan  bawang merah di Desa Banjaranyar 56 ha. Dalam setahun, petani setempat dapat menanam bawang merah dua kali.  "Kami berharap   rekomendasi  pemupukan   ini dapat diduplikasi oleh petani  bawang  merah lainnya," harapnya.

Pada kesempatan ini, Rahmad   juga   mengunjungi   sentra   budi daya   melati   di Kabupaten   Tegal, Jawa   Tengah.  Kunjungan   ini   merupakan   keseriusan   Petrokimia   Gresik dalam   menggarap   pasar   florikultura   dalam   mewujudkan   solusi   agroindustri   untuk pertanian berkelanjutan.

Menurut Rahmad, pupuk khusus florikultura merupakan pasar potensial yang belum tergarap maksimal   oleh   Petrokimia   Gresik   maupun   produsen   pupuk   lainnya. 

 Padahal,   dari   hasil blusukan   ke  beberapa  tempat,  termasuk  ke   Kabupaten   Tegal   menunjukkan jika   pasar florikultura sebenarnya sangat potensial untuk penetrasi produk komersial Petrokimia Gresik. Kecamatan Kramat menjadi wilayah sentra budi daya bunga melati di Kabupaten Tegal yang dikunjungi Rahmad Pribadi.

Total ada 200 hektare (ha) lahan yang menjadi budidaya melati, dan 100 ha di antaranya berada di Desa Maribaya. Rata-rata panen melati mencapai 3 ton/ha. Sedangkan potensi panen puncak terjadi pada bulan November-Desember atau pada  peralihan  musim  dari  kemarau  ke hujan, panennya mampu menembus 5 ton/ha.(hud/rd)