Dorong RS Pemprov Terus Berinovasi, Gubernur Resmikan Unit Hemodialisa RSSA Malang 

Unit hemodialisa ini sendiri, merupakan satu terobosan layanan kesehatan yang digagas RSSA Malang guna meningkatkan kebutuhan layanan para pasien HD atau cuci darah. 

Dorong RS Pemprov Terus Berinovasi, Gubernur Resmikan Unit Hemodialisa RSSA Malang 

Malang, HB.net - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meresmikan unit baru hemodialisa (HD) atau ruang cuci darah dan berbagai  layanan lainnya di RSUD Dr. Saiful Anwar (RSSA) Malang, Rabu (28/4)

Unit hemodialisa ini sendiri, merupakan satu terobosan layanan kesehatan yang digagas RSSA Malang guna meningkatkan kebutuhan layanan para pasien HD atau cuci darah.  Unit hemodialisa ini terletak di lantai 1 sebelumnya pernah digunakan sebagai ruang operasi. Sedangkan, ruang hemodialisa baru tersebut, setidaknya dapat menampung 45 tempat tidur (bed). Dimana, dengan adanya tambahan bed baru ini, total bed yang dimiliki RSSA menjadi sekitar 102 unit.

Di masing-masing bed atau tempat tidur para pasien juga telah dipersiapkan mesin HD atau cuci darah yang masih baru. Mesinnya buatan Jepang merk Nipro tipe Surdial 55Plus. Keberadaan unit Hemodialisasi ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan layanan HD di RSSA yang dalam setiap minggunya mencapai 665 kali per minggu.

Tak hanya meresmikan, Gubernur Khofifah juga meninjau beberapa fasilitas baru yang dimiliki RSSA Malang. Diantaranya Laboratorium Patoloni Anatomi, Fasilitas Penjernih Air, dan Poliklinik Pelayanan Utama (VVIP). Selain itu, juga mengunjungi Kamar Jaga Dokter Program Pendidikan Dokter Spesialis dan Program Pendidikan Dokter Sub Spesialis, Koperasi Jasa Pegawai Syariah.

Seusai melakukan peresmian dan peninjauan, Gubernur Khofifah terus mendorong rumah sakit-rumah sakit milik Pemprov Jatim untuk terus berinovasi dan menjadi center of excellence. Ini penting, karena dengan spesifikasi center of excellence di bidang-bidang tertentu, maka akan memudahkan penempatan kualifikasi SDM di RS tersebut.

“Jadi masing-masing RS menjadi center of excellence di bidangnya sendiri-sendiri. Masing-masing terus berinovasi,” ungkapnya.

Khofifah menambahkan, dengan menjadi center of excellence, maka spesifikasi peran RS akan menjadi makin produktif dan profesional. Sebab memang layanan kesehatan semakin hari semakin mendapatkan ruang baik dari perencanaan nasional maupun daerah.

Lebih lanjut disampaikan Khofifah, inovasi harus terus dilakukan khususnya dalam hal pelayanan kesehatan bagi masyarakat, serta mewujudkan RS menjadi center of excellence. Inovasi yang bisa dilakukan termasuk teknologi kedokteran.

“Ruang berinovasi harus dibuka lebar dan makin  berkemajuan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Karena, dengan inovasi mampu melahirkan produk-produk berbagai penelitian,” ujarnya.

Masih terkait inovasi, Mantan Mensos RI itu menegaskan, pelaksanaan inovasi dan penelitian tidak hanya di Kampus, namun RS juga bisa melahirkan produk inovasi kesehatan. Harapannya, inovasi layanan kedokteran lebih banyak lagi. Apalagi, tahun ini ada anggaran sebesar Rp. 430 Triliun untuk memberikan ruang inovasi dan belanja inovasi dari pemerintah pusat.

“Kalau kita tidak pernah mau menyiapkan alat kesehatan, ditakutkan ada ketergantungan makin  tinggi pada obat maupun alat kesehatan. Sementara jika dipacu dan diberi ruang lebih luas, kemampuan anak bangsa sungguh luar biasa. Pada posisi ini peran inovasi menjadi sangat diperlukan,” jelas Khofifah.

“Menurut ketua TKDN yang jufa Menko Marves Luhut B Panjaitan , kira-kira anggaran Rp. 430 Triliun memungkinkan inovasi-inovasi karya anak bangsa  itu bisa diproduksi secara massal. Sehingga harganya bisa lebih murah dan layanan kesehatan kita bisa lebih merata dan  berkualitas,” tegasnya.

Sementara itu, Direktur RSSA Malang dr. Kohar Hari Santoso menjelaskan, pengembangan unit hemodialisa yang dilakukan RSSA ini untuk meningkatkan layanan kesehatan bagi masyarakat, serta memberikan dukungan dalam mewujudkan Jatim Bangkit.

 “Ke depan akan ditambahkan lagi dan disatukan dengan Kidney Center. Totalnya sekarang bisa 102 mesin dengan 102 bed. Adanya penambahan bed bisa mengurangi beban shift,” terangnya.

Turut hadir pada acara peresmian tersebut, antara lain Plh Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono, Dirut RS Dr. Soetomo dr. Joni Wahyuhadi, Kepala Dinkes Jatim Herlin Ferliana, dan beberapa Kepala OPD di lingkungan Pemprov Jatim. (dev/ns)