Dua Inovasi Banyuwangi Masuk Jajaran 99 Inovasi Terbaik se-Indonesia

Dua inovasi Banyuwangi masuk jajaran 99 inovasi terbaik dari 3.110 inovasi se-Indonesia hasil seleksi tim panel independen yang ditunjuk Kemenpan-RB.

Dua Inovasi Banyuwangi Masuk Jajaran 99 Inovasi Terbaik se-Indonesia
iatan saat presentasi secara virtual.

Banyuwangi, HB.net - Dua inovasi Banyuwangi masuk jajaran 99 inovasi terbaik dari 3.110 inovasi se-Indonesia hasil seleksi tim panel independen yang ditunjuk Kemenpan-RB. Tim mengapresiasi dua inovasi saat Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani mempresentasikannya untuk menuju TOP 45 Kompetisi Sistem Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik) 2023.

Dua inovasi tersebut adalah Lebur Seketi (Layanan Inklusif Peserta Didik Berkebutuhan Khusus dengan Pendekatan Hati), merupakan layanan bagi peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK). Serta Inovasi lainnya Simpling (Sistem Informasi Manajemen Pelayanan Laboratorium Lingkungan), digitalisasi layanan pengujian kualitas lingkungan dalam rangka pencegahan pencemaran lingkungan.

Bupati Ipuk memaparkan tentang Lebur Seketi. Kepada para panelis dijelaskan saat ini semua sekolah di Banyuwangi berkembang menjadi sekolah inklusi yang mendidik ABK. “Setiap ABK mudah mendaftar di semua sekolah. Tidak lagi harus di sekolah luar biasa. Dengan cara ini, kami berupaya mewujudkan pendidikan yang ramah anak, tidak diskriminatif dan penuh toleransi,” kata Ipuk.

Dalam program ini, sekolah melakukan jemput bola mendatangi rumah calon PDBK untuk melakukan registrasi. Selanjutnya, dilakukan assessmen oleh tenaga psikolog. Sekolah juga membuat modifikasi kurikulum agar para PDBK bisa mengikuti pelajaran seperti siswa lainnya.

“Inovasi Lebur Seketi telah direplikasi sekolah-sekolah lain di Banyuwangi. Juga telah diadopsi sejumlah sekolah di luar Banyuwangi,” kata Ipuk.

"Saya terkesan dengan inovasi Lebur Seketi. As always, ini luar biasa. Anak-anak berkebutuhan khusus bisa bersekolah di sekolah reguler, dengan kurikulum yang telah disesuaikan. Bahkan mereka didampingi hingga lulus dan mendaftar ke jenjang berikutnya,” ujar Indah Suksmaningsih, salah satu panelis.

Selanjutnya, Ipuk memaparkan inovasi Simpling, sebuah aplikasi yang memudahkan para pengguna jasa dalam mengajukan pemeriksaan sample uji lingkungan.  Semua tahapan pengajuan tidak lagi dilakukan secara manual yang membutuhkan waktu lama. Pemohon cukup mendaftar melalui laman labdlh.banyuwangikab.go.id untuk melakukan booking.

Pembayaran hingga penyerahan hasil juga dilakukan secara online sehingga lebih mudah dan cepat. Kerahasiaan hasil juga lebih terjamin karena dikirim langsung ke email pemohon, sehingga meminimalisir kebocoran informasi.

Aplikasi Simpling ini selain memberikan kemudahan juga membantu memetakan ketaatan perusahaan/pelaku usaha untuk melakukan uji kualitas lingkungan sesuai aturan berlaku.

“Inovasi Simpling ini bagus, layak diangkat ke level atas misalnya ke provinsi. Tadi kita juga lihat adanya peningkatan cukup signifikan pada indeks kualitas lingkungan hidup (IKLH) di Banyuwangi setelah adanya intervensi ini,” kata Nurjaman Mochtar, salah satu panelis. (guh/diy)