Festival Jalur Rempah Jadi Angin Segar Ekonomi Budaya

Wali Kota Mojokerto lka Puspitasari mengaku bangga kotanya ditunjuk sebagai tuan rumah Festival Jalur Rempah 2021 titik simpul Jawa Timur.

Festival Jalur Rempah Jadi Angin Segar Ekonomi Budaya
Wali Kota Mojokerto membuka Sarasehan Jalur Rempah Lingkup Kelala Daerah Se-Jawa Timur, di Ballroom Hotel Ayola, Rabu (3/11).

Mojokerto, HARIAN BANGSA.net - Wali Kota Mojokerto lka Puspitasari mengaku bangga kotanya  ditunjuk sebagai tuan rumah Festival Jalur Rempah 2021 titik simpul Jawa Timur.  

Pasalnya, ini menjadi angin segar bagi masyarakat Mojokerto dan sekitarnya terhadap kebangkitan ekonomi dan budaya. Lantaran selama hampir dua tahun terjadi pembatasan kegiatan masyarakat akibat pandemi Covid-19.

"Sejak pandemi masyarakat harus dibatasi dari berbagai kegiatan berupa ekspresi diri karena mengikuti aturan pengendalian Covid-19," ujar Wali Kota Ning Ita saat membuka Sarasehan Jalur Rempah Lingkup Kepala Daerah Se-Jawa Timur, di Ballroom Hotel Ayola, Rabu (3/11).

Hadir dalam kegiatan tersebut, Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid, Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Restu Gunawan, anggota DPRD Jawa Timur Sri Untari Bisowarno.

Selain itu, acara yang digelar BPCB Provinsi Jatim ini juga dihadiri sejumlah kepala daerah. Di antaranya bupati Mojokerto, wali kota Batu, wakil wali kota Batu, wakil wali kota Malang, wakil bupati Situbondo, wakil bupati Jombang, dan wakil bupati Malang.

Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid dalam sambutan pembukanya mengaku salut atas komitmen sejumlah kepala daerah di Jawa Timur dalam menyukseskan event nasional ini. "Saya senang campur terharu kepala daerah banyak yang bisa hadir di sini. Ini wujud komitmen luar biasa terhadap festival kebudayaan ini," ujarnya.

Ia berharap, kegiatan ini tak hanya sekedar diakusi tapi juga ada langkah konkret ke depan untuk mewujudkan jalur rempah.  "Kegiatan ini awal mulanya dari arahan Bapak Presiden Joko Widodo ketika mencanangkan Indonesia akan menjadi poros maritim dunia," ujarnya.

Aspek penting poros maritim dunia ini lanjut Hilmar adalah kebudayaan. Sejak tahun 2017 lalu, kementerian bertekad untuk mengidentifikasi lagi tapak-tapak jalur rempah yang usianya sangat tua untuk didaftarkan sebagai warisan dunia UNESCO.

"Upaya mencari tahu ini terus dilakukan sebagai upaya revitalisasi jalur rempah. Hingga akhirnya warisan budaya ini bisa tercatat di UNESCO menyusul Candi Borobudur, Prambanan dan yang lainnya," tukasnya.

Sementara itu, anggota DPRD Jawa Timur Sri Untari Bisowarno mengupas materi terkait Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 6 Tahun 2020 tentang Perlindungan Obat Tradisional, dalam hal ini adalah rempah-rempah.

"Rempah ini adalah mutiara yang bisa kita eksplore untuk peningkatan perekonomian daerah. Karena dalam rempah juga mengandung khasiat luar biasa untuk kesehatan," ujarnya.

Untuk itu, ke depan ia berharap, rumah sakit daerah di seluruh Jawa Timur tak hanya memiliki pelayanan obat-obatan modern, tapi juga peralatan pengobatan tradisional herbal.

"Salah satunya seperti RSUD Dr Soetomo Surabaya dan RSUD Dr. Saiful Anwar Malang yang sudah terapkan itu. Namun sayangnya itu masih belum jadi mindset utama untuk ditonjolkan," pungkasnya.(ris/rd)