Ibu Tunggal Mandiri dan Maju Lewat Teknologi

Ibu Tunggal Mandiri dan Maju Lewat Teknologi
Merayakan Hari Perempuan Internasional para ibu tunggal manfaatkan teknologi untuk berdayakan diri.

Jakarta, HARIAN BANGSA - Grab turut berperan dalam menciptakan lingkungan dengan masyarakat yang sangat beragam dan juga inklusif di Indonesia. Termasuk bagi perempuan dan para ibu tunggal (single mother).

Tema Hari Perempuan Internasional tahun ini yaitu #EachForEqual menjadi sangat bermakna bagi Grab. Melalui teknologi, Grab mampu mempersatukan dan memberdayakan jutaan perempuan luar biasa, baik itu mitra pengemudi, agen GrabKios, mitra-merchant GrabFood maupun para karyawan perempuan Grab.

Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi menyatakan, sebagai aplikasi serba bisa yang melayani lebih dari 500 kota di Indonesia, Grab terus berkomitmen untuk mendorong lebih banyak keragaman pada angkatan kerja di Indonesia dan terus menciptakan inklusivitas.

“Hal ini termasuk dengan menciptakan lebih banyak kesempatan ekonomi bagi perempuan, menyediakan layanan yang inklusif untuk membangun hidup keseharian yang lebih aman bagi semua orang, dan menjalin kemitraan strategis untuk dapat membuat perubahan,” jelas Neneng Goenadi dalam siaran persnya, Jumat (6/3).

Untuk bisa mencapai komitmen ini, Grab melihat pentingnya pondasi kebijakan perusahaan yang kokoh dan dipayungi oleh kemitraan strategis dengan lembaga terpercaya.

Di Indonesia, Grab bermitra dengan tiga lembaga untuk bisa menghadirkan teknologi yang inklusif dan aman. Yakni dengan Komnas Perempuan untuk menciptakan tata kelola perusahaan yang baik bagi penumpang dan mitra perempuan. Kemudian, Forum Pengada Layanan untuk pemulihan korban kekerasan serta program peningkatan kapasitas dan pemberdayaan ekonomi bagi perempuan penyintas kekerasan, dan Pundi Perempuan untuk mengajak pelanggan memberikan donasi bagi lembaga pengada layanan bagi korban kekerasan.

Salah satunya dialami Dewi. Setelah kehilangan pekerjaan sebagai tim administrasi cadangan, ibu tunggal asal Surabaya ini tidak putus asa. Bermodalkan motor ber-STNK, SIM, KK dan SKCK, Dewi mulai menjadi mitra pengemudi GrabBike 2 tahun lalu. Dewi membuat jadwal untuk dirinya sendiri, selama hari Senin sampai Jumat, ia bekerja menjadi mitra pengemudi. Sedangkan di hari Sabtu ia ambil libur yang biasanya dihabiskan dengan sang anakDi hari Minggu, ia digunakan untuk berjualan.

“Dari awal memang sudah berencana kalau ada sisa uang penghasilan nge-Grab bakal dijadikan modal usaha. Saya juga berpikir, usia seseorang itu semakin lama semakin tua. Saya tidak bisa selamanya menjadi driver karena tenaga saya pasti menurun nantinya. Tapi saya senang sekali di usia 31 tahun ini saya dipertemukan dengan Grab. Saya bisa mencari nafkah untuk anak dan keluarga saya. Pilihan yang tepat untuk saya yang seorang single parent,” pungkasnya.

Bulan Maret 2019 lalu, IFC merilis sebuah laporan yang memaparkan tentang bagaimana kehadiran layanan transportasi berbasis teknologi memfasilitasi perempuan untuk dapat masuk ke dalam industri transportasi. Hampir seperempat responden perempuan yang disurvei menyatakan bahwa layanan ini telah meningkatkan rasa kemandirian mereka; dibandingkan dengan 18 persen laki-laki yang berpendapat serupa. Hal ini kemudian juga meningkatkan mobilitas sosial ekonomi mereka terutama pada ruang-ruang yang didominasi oleh laki-laki.

“Temuan tersebut sejalan dengan 4 dari jutaan kisah ibu tunggal yang telah membuktikan bagaimana teknologi dapat membuat mereka lebih mandiri,” jelas Neneng.

Untuk meningkatkan rasa percaya diri mereka, Grab juga telah menghadirkan rangkaian teknologi keamanan termasuk Tombol Darurat, Verifikasi Wajah Penumpang, Panggilan Gratis dan juga Kamera GrabSiaga. “Kami ingin terus mendukung mereka semua untuk dapat mengejar tujuan pribadi dalam hidup, tanpa rasa takut atau perasaan enggan,” pungkas Neneng.(rd)