IJN Perkenalkan Prosedur Implan Aurora EV-ICD

IJN Perkenalkan Prosedur Implan Aurora EV-ICD
Foto bersama usai kegiatan press conference secara virtual.

Surabaya, HB.net  - Institut Jantung Negara (IJN) kembali lagi membuat sejarah dengan menjadi yang pertama di Asia Tenggara yang berhasil menanamkan defibrilator implan ekstravaskular baru (ICD) untuk mengobati pasien dengan irama jantung yang sangat cepat. Hal ini dikatakan Chief Clinical Officer (CCO), IJN, Dr. Hasri Samion saat press conference secara Zoom.

Perangkat pertama dari jenisnya yang dikembangkan oleh Medtronic, Aurora Extravascular Implantable Cardioverter Defibrillator (EV-ICD) memberi harapan bagi pasien yang berisiko mengalami serangan jantung mendadak karena irama jantung cepat yang tidak normal.

Prosedur implan Aurora EV-ICD pertama di IJN dilakukan Clinical Director of Electrophysiology and Implantable Device, IJN, Dr Azlan Hussin, Direktur Klinis Elektrofisiologi dan Perangkat Implan, dan pasien saat ini sedang memulihkan diri sesuai jadwal.

Sistem Aurora EV-ICD dirancang untuk memantau irama jantung secara terus menerus, memberikan sengatan listrik yang tepat waktu untuk mengembalikan ritme normal jantung, bila perlu, pada pasien yang berisiko mengalami kematian jantung mendadak.

Selain memberikan defibrilasi yang menyelamatkan jiwa dan mondar-mandir anti-takikardia dalam sistem implan tunggal, EV-ICD melanggar cara tradisional implantasi ICD saat ditanamkan di luar sistem peredaran darah. Fitur unik ini memberikan keuntungan dan menawarkan opsi alternatif bagi pasien terpilih yang membutuhkan ICD tetapi menghadapi hambatan implan ICD konvensional.

Dr Azlan menjelaskan, solusi di luar kotak ini adalah alternatif dari teknik implantasi defibrilator tradisional. ICD konvensional biasanya memiliki petunjuk yang mengalir melalui pembuluh darah langsung ke jantung. Namun, EV-ICD memiliki keunggulan yang diposisikan di luar jantung dan pembuluh darah.

Ini berjalan jauh dalam menghilangkan risiko komplikasi jangka panjang yang kita lihat dengan timbal transvenous, seperti infeksi darah, mengatasi tantangan penyumbatan pembuluh darah yang mencegah penempatan timbal serta pada pasien terpilih yang membutuhkan perlindungan ICD, namun membutuhkan pelestarian integritas vascular," kata Dr Azlan.

Untuk prosesnya dibutuhkan 3 hingga 4 hari. Hari pertama evaluasi, setelah itu alat akan dipasang dan proses pembedahan. Dan selesai bisa langsung pulang setelah semalam. Total 3 hingga 4 hari proses sebelum dijalankan. Selanjutnya dilakukan cek-up pertama setelah 2 bulan, kedua setelah 3 bulan dan ketiga setelah 6 bulan ketika tidak terjadi masalah. (diy/ns)