Kredit Komersial Bank BJB Naik 18,8 Persen di Triwulan II 2021

Di tengah masa pandemi Covid-19, Bank BJB masih mencatatkan pencapaian gemilang dalam penyaluran kredit di triwulan II 2021.

Kredit Komersial Bank BJB Naik 18,8 Persen di Triwulan II 2021
Pertumbuhan kredit Bank BJB sebesar 6,8 persen year on year.

Bandung, HARIAN BANGSA.net - Di tengah masa pandemi Covid-19, Bank BJB masih mencatatkan pencapaian gemilang dalam penyaluran kredit di triwulan II 2021. Hingga pertengahan 2021, total kredit bank only yang berhasil disalurkan perusahaan meningkat sebesar 6,8 persen year on year menjadi Rp 91,2 triliun.

Dari capaian tersebut, kredit sektor komersial memberikan kontribusi tertinggi dalam penyaluran kredit Bank BJB secara keseluruhan di triwulan ini. Berdasarkan data perusahaan, kredit komersial pada pertengahan 2021 meningkat sebesar 18,8 persen year on year menjadi Rp 17,34 triliun, dari sebelumnya Rp 14,6 triliun.

“Secara umum pertumbuhan kredit Bank BJB sebesar 6,8 persen year on year berada di atas industri perbankan nasional yang tercatat masih minus 1,23 persen,” ungkap Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi, dalam keterangannya, Selasa (3/8).

Kenaikan tersebut juga diiringi oleh kenaikan jumlah debitur kredit komersial secara year on year di triwulan II 2021 yang mencapai 20,1 persen menjadi 5.035 Number of Account (NoA). Pada periode yang sama di tahun sebelumnya, jumlah NoA ada di angka 4.191.

Hasil dari pencapaian tersebut salah satunya berasal dari proyek-proyek pemerintah baik pusat maupun daerah yang merupakan salah satu bentuk keseriusan Bank BJB dalam rangka mendukung infrastruktur.

Setelah kredit komersial, kontribusi pertumbuhan kredit Bank BJB ditopang oleh kredit KPR. Tercatat, KPR mengalami pertumbuhan sebesar 12,5 persen year on year menjadi Rp 7,2 trilliun. Hal tersebut terjadi seiring dengan permintaan dan penjualan properti yang mulai pulih perlahan.

Selain itu, kredit konsumer juga menyumbang pertumbuhan dengan kenaikan sebesar 4,2 persen year on year menjadi Rp 60,8 trilliun. Meski demikian, kredit segmen UMKM dalam triwulan ini tercatat mengalami minus 3,8 persen year on year menjadi Rp 5,8 trilliun.(rd)