Pelajar SMP Tewas Usai Tawuran Gangster

Aksi tawuran yang terjadi di Kota Surabaya kembali memakan korban jiwa dari kalangan pelajar.

Pelajar SMP Tewas Usai Tawuran Gangster
Prosesi pemakaman korban tewas akibat bacokan gangster di Makam Rangkah, Surabaya.

Surabaya, HARIANBANGSA.net – Aksi tawuran yang terjadi di Kota Surabaya kembali memakan korban jiwa dari kalangan pelajar. Tawuran tersebut terjadi di Jalan Donokerto, Simokerto, Surabaya, Sabtu (9/12) pukul 03.00 WIB.

Korban tewas bernama Marcelino (16) warga Kapasari Pedukuhan Gg 5. Dia tewas di tempat dengan kondisi luka bacokan sepanjang 25 cm di sisi kiri punggungnya. Korban adalah pelajar SMPN 37. Marcelino merupakan anak nomor 4 dari 5 bersaudara. Dia dimakamkan pada Sabtu (9/12) pukul 17.15 WIB di Makam Rangkah, Surabaya

Selama pemakaman yang berlangsung dengan proses Nasrani dihadiri oleh beberapa teman seumuran korban. Ayah korban, Antoni, meminta agar pihak Polsek Simokerto segera mengusut para pelaku yang menewaskan anaknya nomor 4.

“Saya menyerahkan kasus ini kepada polisi. Tapi saya minta agar pihak polsek secepat mungkin mengusut dan dengan tegas,” ujar Toni saat ditemui di Makam Rangkah.

Kakak korban, Icha (22), saat di pemakaman menceritakan bahwa adiknya jarang keluar kalau tidak ada perlu penting. Pada saat itu, Jumat (8/12) malam pukul 22.00 WIB berpamitan akan ke rumah temannya. “Jadi adik saya pamit ke ibu keluar ke rumah temannya,” ujarnya.

Pihak keluarga mendapatkan kabar bahwa Marcelino mengalami luka bacok dan tidak bernyawa lagi pada Sabtu (9/12) pukul 05.00 WIB. “Saya menerima kabar bahwa  anak saya tidak bernyawa lagi. Saya kaget. Saya kira karena kecelakaan, langsung saya menuju ke RSUD Soetomo,” tambah Antoni.

Guru wali kelas Marcelino, Pramisti mengatakan, Marcelino tergolong siswa biasa namun mudah membaur dan mempunyai teman cukup banyak. “Murid itu temannya cukup banyak. Di sekolah biasa saja. Saya gak tahu kalau di rumah,” tegas wali murid kelas 9E SMPN 37.

Aksi tawuran yang terjadi  disaksikan langsung oleh Heri (38) warga sekitaran rel KA Sidotopo. Heri pada saat itu sedang tidur tiba tiba kaget terdengar adanya para pemuda dengan jumlah puluhan berlarian melintas di depan ruamhnya.

“Saya kaget ada puluhan anak melintas di rel KA menuju SPBU Sidotopo. Jadi ada satu kubu berada di seberang SPBU dan satu kubu dari Kapasari Pedukuhan,” ujarnya.

Ditambahkan oleh Heri, dari kubu yang berada di SPBU terlihat menunggu lawan. Saat portal KA munutup, tiba-tiba puluhan remaja dari Kapasari Pedukuhan berlarian di rel kereta api menuju SPBU Sidotopo.  Sebaliknya dari kubu SPBU Sidotopo juga bergerak menyeberang menuju Jalan Donokerto.(yan/rd)