Pemkot Babat Buta Aksara Melalui Program KF

Sebanyak 120 peserta didik yang digembleng untuk pintar membaca. Kebanyakan peserta adalah emak-emak dan ibu-ibu tua yang sudah lanjut usia.

Pemkot Babat Buta Aksara Melalui Program KF
Ketua TP PKK, Aminah Hadi, saat memberikan buku melek aksara.

Probolinggo, HB.net - Pemerintah Kota (Pemkot) Probolinggo melalui Tim Penggerak PKK punya program khusus untuk menuntaskan buta aksara yang ada di Kota Probolinggo. Melalui Program Keaksaraan Fungsional (KF) yang digagas Pokja 2 TP PKK bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan akhirnya merampungkan program menghilangkan buta aksara atau tak bisa baca tulis di Kota Probolinggo.

Sebanyak 120 peserta didik yang digembleng untuk pintar membaca. Kebanyakan peserta adalah emak-emak dan ibu-ibu tua yang sudah lanjut usia.

Mereka di didik untuk menerima Sukma (Surat Keterangan Melek Aksara) yang langsung diberikan oleh Ketua TP PKK Kota Probolinggo, Aminah Hadi.

Mila Agus Efendi, Ketua Pokja 2 TP PKK Kota Probolinggo menjelaskan bahwa latar belakang diadakannya Program KF 2023 sebagai bentuk penyelenggaraan pendidikan luar sekolah yang dikembangkan oleh pemerintah dalam rangka memerangi ketidakberdayaan masyarakat sebagai akibat dari ketidakmengertian dan kemiskinan.

“Dengan cara memberikan pendidikan dasar, di mana dalam pelaksanaannya difokuskan pada pemberdayaan masyarakat penyandang buta aksara menjadi melek huruf,” jelasnya.

Menurutnya, tujuannya dapam kegiatan ini untuk memberantas buta huruf dan buta aksara dan mengembangkan kemampuan warga belajar dalam keterampilan membaca, menulis, dan berhitung.

Wali Kota Probolinggo, Habib Hadi pun hadir untuk memberikan apresiasi kepada seluruh elemen yang mendukung terlaksananya program yang diselenggarakan selama 27 hari tersebut.

“Rangkaian KF ini luar biasa, saya melihat peserta yang mengikuti kegiatan ini memiliki rasa bangga kepada negaranya. Nah, dari rasa bangga warganya terhadap negara, pemerintah harus hadir memberikan sesuatu yang bermanfaat dengan kebutuhan masyarakat," tegas Walikota.

Program yang dapat meningkatkan pembelajaran keaksaraan ini sangat penting. Karena, dalam kehidupan ini untuk memutuskan suatu langkah atau kebijakan, yang pertama harus bisa baca, karena masyarakat cerdas ciri Kota yang maju.

Para peserta didik berjumlah 120 orang, terdiri dari 60 orang berasal dari Kelurahan Kedunggaleng, 40 orang Jreben Lor, 10 orang dari Kebonsari Wetan, dan 10 orang dari Kelurahan Mangunharjo. Rata-rata peserta yang ikut berusia 54-60 tahun. (ndi/diy)