Pemkot Mojokerto Golkan Pembangunan Pasar Benpas

Pemkot Mojokerto Golkan Pembangunan Pasar Benpas
Walikota Ning Ita meletakkan batu pertama pembangunan Pasar Benpas.

Mojokerto, HARIAN BANGSA - Perjuangan Pemkot Mojokerto membangun kembali Pasar Benpas yang terbakar 2017 silam tak sia-sia. Pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR akhirnya mengabulkan permohonan bantuan pembangunan sentra ekonomi yang disorong Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) setempat.

Pasar di kawasan kelas satu tersebut menampung 222 pedagang kaki lima (PK5) eks alun-alun. Peletakan batu pertama pembangunan pasar tersebut dilakukan Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari, Jumat (31/1).

Forkopimda dan sejumlah pejabat daerah serta paguyuban sentra PKL Benpas, hadir dalam acara tersebut. Pembangunan kembali Pasar Benpas diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan perekonomian  Kota Mojokerto.

Ning Ita, sapaan akrab walikota Mojokerto mengatakan, pembangunan sentra PKL ini mengunakan dana penugasan dari Kementerian PUPR yang diusulkan pada tahun 2018 lalu dan direalisasikan pada tahun 2019.

"Anggaran proyek ini berawal dari dana penugasan Kementerian PUPR yang saya usulkan tahun 2018 lalu, masuk kategori bencana dan masuk dana penugasan tahun 2019,” ungkap Ning Ita.

Sedianya, kios yang akan dibangun di sentra PKL Benpas Kota Mojokerto ini sebanyak 248 kios, namun karena keterbatasan lahan akhirnya ditiadakan 15 kios sisi samping dan belakang. Penghuninya diprioritaskan bagi pedagang lama yang sudah terdaftar.

Jumlah ini sesuai usulan sebelumnya, dan sudah melebihi jumlah pedagang eks Alun-alun yang sudah terdaftar di Disperindag,” terang Ning Ita.

Ia juga menjelaskan jika pasar ini mengusung etnik Majapahitan yang akan disesuaikan dengan kearifan lokal. Hanya pedagang yang terdaftar di Disperindag yang bisa menempatinya, terutama warga Kota Mojokerto. Ini sesuai dengan misi pemerintah kota, yaitu membangun usaha kecil yang berbasis kerakyatan.

"Bahwa proyek ini nantinya akan memiliki etnik Majapahitan sesuai kearifan lokal, namun bentuk strukturnya mengikuti apa yang ada di kementerian. Kalau untuk siapa yang menempati tentunya adalah yang sudah terdata di Disperindag" katanya.

Sementara pelaksana proyek pembangunan sentra PKL ini adalah PT Karya Bumi Indah dari Kebayoran Lama Jakarta, dengan anggaran hasil negosiasi sebesar Rp 11.207.742.000.

Kepala Disperindag Kota Mojokerto Ruby Hartoyo mengungkapkan, sebelum proyek pembangunan sentra PKL dimulai, pihak Kementrian PUPR dan Disperindag melakukan Pre Contraction Meeting (PCM) pada Rabu (28/1). PCM untuk mengetahui kondisi riil lapangan sebelum proyek dikerjakan. Tampaknya pihak kontraktor tak dapat mengeksekusi pembangunan sesuai skema awal yang sedikit lebih jumbo.

"Ini tadi awalnya akan dibangun 248 kios. Tapi setelah diukur lagi akan ada sekitar 15 kios di bagian belakang dan tiga disamping yang tidak dapat dibangun karena keterbatasan lahan,"  terang Ruby.

Walaupun demikian, Ruby memastikan jika kios baru itu nantinya akan menampung seluruh pedagang eks alun-alun. "Tetap bisa ditampung. Artinya kan tetap ada sisa sekitar 26 kios lagi," imbuhnya.

Ruby mengungkapkan masa pelaksanaan pembangunan tersebut, yakni tujuh bulan. "Tujuh bulan. Dan seluruh proyek dibawah PUPR. Disperindag hanya selaku OPD yang membidangi," imbuhnya.

Sementara itu, Kabid Perdagangan Disperindag,  Kota Mojokerto,  Ganesh Krisnawan menambahkan, program pembangunan kembali pasar ini adalah usulan dari pemkot. Pembangunan ini diajukan ke pusat karena bersifat darurat.

"Pembangunan diusulkan ke Pemerintah Pusat karena disana ada anggaran darurat seperti ini. Kita hanya meminta anggaran. Teknis lelang sampai pelaksanaan PUPR semua." Kita hanya menyediakan lahannya saja," tambahnya. (yep/rd)