Pemkot Probolinggo, Gelar Simulasi Bencana Alam

Lurah Triwung Lor, Iwan Cahyono, mengatakan, giat ini untuk memberikan gambaran bagi warga yang tinggal di daerah rawan bencana bahwa pembelajaran simulasi bencana perlu dibina sejak awal.

Pemkot Probolinggo, Gelar Simulasi Bencana Alam
Kegiatan saat simulasi kebencanaan.

Probolinggo, HB.net - Sebanyak 50 orang, terdiri dari perwakilan RT/RW, PKK, kader posyandu, karang taruna, forum tanggap bencana dan warga Kelurahan Triwung Lor mengikuti Sosialisasi Tanggap Darurat Bencana bagi Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan (LKK), di Kelurahan Triwung Lor Kecamatan Kademangan.

Lurah Triwung Lor, Iwan Cahyono, mengatakan, giat ini untuk memberikan gambaran bagi warga yang tinggal di daerah rawan bencana bahwa pembelajaran simulasi bencana perlu dibina sejak awal. Selain itu, untuk memberikan pengetahuan kepada warga bahwa pentingnya pembelajaran simulasi bencana sebagai bentuk kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.

Camat Kademangan, Gofur Effendi, mengingatkan warganya untuk selalu waspada terhadap cuaca ekstrem yang terjadi saat ini. “Jangan lupa bahwa sewaktu-waktu cuaca ekstrem bisa saja terjadi. Biasanya panas jadi hujan. Kita perlu waspada terhadap kondisi seperti itu. Yang kapan waktunya terjadi, kita sendiri tidak tahu. Jadi kesiapsiagaan itu sangat penting,” tuturnya.

“Mari kita adakan reboisasi, penghijauan, tanam-tanaman yang banyak menyerap air, itulah yang kita tanam. Yang tidak kalah pentingnya kerja bakti. Saya yakin warga Kelurahan Triwung Lor kompak,” imbaunya.

Wali Kota Probolinggo, Habib Hadi yang diwakili Sekda drg. Ninik Ira Wibawati mengatakan potensi terjadinya bencana hidrometeorologi masih tinggi. Hujan lebat, angin, banjir dan tanah longsor masih berpotensi terjadi. Intensitasnya bisa tinggi, hal itu sesuai surat edaran dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (PNPB) dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

“Kondisi wilayah Kota Probolinggo yang selama ini kerap dilanda banjir saat hujan deras, masyarakat diharapkan selalu peduli terhadap lingkungan. Salah satunya dalam menjaga kebersihan karena sangat berpengaruh terhadap kelancaran drainase dan sungai yang harus tetap terjaga,” jelasnya.

Ia berharap RT/RW dan kelurahan bisa dibentuk forum tanggap bencana yang dapat menjadi kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman bencana yang sewaktu-waktu bisa terjadi.

 “Peningkatan sinergitas dalam penanggulangan bencana dan program pengurangan risiko bencana menciptakan koordinasi yang baik antara pemangku perangkat daerah dan masyarakat sehingga dapat meningkatkan keefektifan dan keefisienan dalam melaksanakan pengurangan risiko bencana,” terangnya. (ndi/diy)