Petrokimia Gresik Sukses Uji Coba Pemupukan Pakai Drone

Petrokimia Gresik melakukan uji coba pemupukan tanaman padi dengan mesin drone produksi dari NAC Thailand.

Petrokimia Gresik Sukses Uji Coba Pemupukan Pakai Drone
Dirut Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo, dan Chairman MarkPlus Inc Hermawan Kartajaya secara bergantian mengisi pupuk dalam tabung ukuran sekitar 25 liter di mesin drone sebelum pemupukan dari udara. foto: SYUHUD/ HARIANBANGSA

Gresik, HARIANBANGSA.net - Petrokimia Gresik melakukan uji coba pemupukan tanaman padi dengan mesin drone produksi dari NAC Thailand. Kegiatan dikemas dalam Petro Agri Talk dilakukan di lahan kebun percobaan (buncob) milik Petrokimia Gresik, di Jalan Tri Dharma, Kecamatan Kebomas, Kamis (14/7).

Dalam uji coba itu, mesin drone dengan ukuran cukup besar sebelum diterbangkan diisi pupuk produk Petrokimia Gresik, NKP dan Phonska.

Direktur Utama (Dirut) Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo secara bergantian dengan Chairman MarkPlus Inc Hermawan Kartajaya secara bergantian mengisi pupuk dalam tabung ukuran sekitar 25 liter di mesin drone. Kemudian, operator drone menerbangkan drone di atas areal tanaman padi di kebun percobaan Petrokimia Gresik.

Dari mesin drone yang sudah didesain ada sejumlah lubang oleh operator digerakkan untuk pemupukan dari udara.  Keluarlah butiran-butiran pupuk dari mesin drone jatuh ke areal pertanian padi dengan merata.

Dwi Satriyo Annurogo menyatakan, bahwa mesin drone yang didatangkan dari NAC Drone dari Thailand tersebut sebagai langkah untuk mengikuti perkembangan teknologi yang begitu pesat untuk mengembangkan pertanian.

"Jadi, teknologi pemupukan tanaman dengan drone tak hanya berupa  pupuk cair, tapi juga padat. Hal ini sebagai langkah kami untuk mengembangkan pertanian di Indonesia," jelasnya.

Menurutnya, bahwa pertanian di Indonesia semakin maju. Minat masyarakat untuk menekuni sektor pertanian terus tumbuh. Hal ini terbukti bahwa sudah berlangsung 3 tahun Indonesia sudah tidak lagi impor beras dari luar negeri, karena kebutuhan sudah bisa dipenuhi dari dalam negeri. "Sudah 3 tahun ini Indonesia tak impor beras. Ini menunjukan bahwa sektor pertanian makin diminati," tegasnya.

Ia menjelaskan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa angka angkatan kerja dari kalangan milenial (muda) yang terjun sebagai pekerja di sektor pertanian terus meningkat.  "Jika sebelumnya, angkatan kerja kalangan milenial  18,34 persen, sekarang menjadi 20,62  persen," ungkapnya.

Karena itu, untuk mengembangkan sektor pertanian di era melenial ini adalah dengan dukungan digitalisasi. "Anak muda kita kan senang digitalisasi. Nah mesin drone untuk pemupukan tanaman itu bagian dari dukungan  digitalisasi," paparnya.

Lebih jauh Dwi Satriyo Annurogo menyatakan, bahwa mesin drone untuk pemupukan tersebut selain bisa efesiensi biaya, juga  waktu. "Jadi, satu mesin drone bisa lakukan pemupukan  40-60 hektar dalam jangan waktu beberapa jam," terangnya.

Saat ini, mesin drone untuk pemupukan tahap awal dilakukan uji coba di kebun percobaan Petrokimia Gresik.  "Sekarang uji coba di kebun percobaan. Nanti kedepan akan kami lakukan di lahan riil (pertanian)," tegasnya.

Ia mengajak agar sektor pertanian dikelola dengan baik. Petrokimia Gresik sebagai perusahaan pupuk siap membantu, siap melakukan pendampingan agar produktifits pertanian meningkat, kesejahteraan naik, dan nilai tukar pertanian naik "Makanya, pada Agri Talk ini kita  perlu didiskusikan untuk kemajuan pertanian di Indonesia," tutupnya.

Sementara itu, Hermawan Kartajaya menyatakan, tim Pupuk Indonesia (PI) sudah ke Thailand untuk melihat langsung mesin drone untuk pemupukan pertanian. "Ini bagus untuk  diterapkan di Indinesia. Makanya, harus disiapkan SDMnya. Dilakukan pelatihan, dan sertifikasi," sambungnya.

Menurutnya, bahwa mesin drone untuk pertanian  bsa membantu kesejahteraan petani, dan memajukan pertanian di Indonesia. "Saya dan Pak Dirut (Dwi Satriyo) sudah sowan ke Pak Wagub (Emil Elestianto Dardak) soal itu. Beliaunya merestui. Ini bagian dari upaya kami untuk menjadikan PI grup maju dan terbesar," pungkasnya. (hud/rd)