Tracing Covid-19 di Sidoarjo Tak Maksimal

Jumlah kasus positif Covid-19 di kabupaten Sidoarjo diketahui masih menunjukkan angka yang tinggi. Hingga Rabu (17/6), kasus positif Covid-19 tembus hingga 1.057 orang.

Tracing Covid-19 di Sidoarjo Tak Maksimal
Gubernur Khofifah membahas penanganan Covid-19 Sidoarjo di Pendapa Delta Wibawa, Rabu (17/6) malam.

Sidoarjo, HARIAN BANGSA.net - Jumlah kasus positif Covid-19 di kabupaten Sidoarjo diketahui masih menunjukkan angka yang tinggi. Hingga Rabu (17/6), kasus positif Covid-19 tembus hingga 1.057 orang.

Sejak diberlakukan masa transisi tatanan baru, rata-rata ada penambahan kasus positif 32 orang setiap harinya. Sidoarjo termasuk daerah dengan kasus tertinggi di Jawa Timur setelah Kota Surabaya.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meminta kepada Gugus Tugas Covid-19 Sidoarjo, melakukan langkah-langkah konkret agar penyebaran Covid-19 di Sidoarjo bisa terkendali.

Hasil evaluasi transisi tatanan baru di Sidoarjo, Khofifah menilai tracing yang dilakukan Sidoarjo masih belum maksimal. Terutama klaster pasar di daerah Taman dan Waru. Kedua kecamatan tersebut merupakan daerah paling tinggi jumlah kasus positifnya, kemudian disusul Kecamatan Sidoarjo.

“Kita melihat tren kenaikan kasus positif di Sidoarjo masih tinggi, terutama Kecamatan Waru, Taman, dan Kecamatan Sidoarjo. Jumlah kasus positif di Sidoarjo dipredikasi terus meningkat karena akan dilakukan test swab massal dengan mobil PCR," ujar Khofifah di Pendopo Delta Wibawa, Rabu (17/6) malam.

Selain itu, Khofifah menilai tracing yang dilakukan di Sidoarjo masih belum optimal. “Dari hasil evaluasi menunjukan bahwa Sidoarjo belum maksimal dalam melakukan tracing. Sehingga banyak ditemukan kasus baru," beber mantan menteri sosial ini.

Wabup Nur Ahmad Syaifuddin mengatakan, sudah pesan 50.000 alat rapid test. Sidoarjo juga sudah melakukan rapid test 8.000-an orang. “Langkah pertama yang akan kita lakukan adalah dengan memaksimalkan tracing. Kedua, kita sudah pesan 50.000 rapid test," cetus wabup.

Kata wabup, rapid test bakal diutamakan di zona merah. Langkah ini untuk memutus mata rantai penyebaran. Jika ada temuan kasus reaktif maka akan dilakukan test swab mobil PCR yang sudah disiapkan di GOR Delta.(sta/rd)