Tujuh Kecamatan di Jombang Terendam Banjir

Akibat guyuran air hujan yang cukup deras yang terjadi pada Kamis (11/3) malam, menyebabkan sedikitnya tujuh kecamatan di Kabupaten Jombang terendam banjir.

Tujuh Kecamatan di Jombang Terendam Banjir
Banjir di Desa Kademangan, Kecamatan Mojoagung, Jombang. Aan Amrulloh/ HARIAN BANGSA

Jombang, HARIANBANGSA.net - Akibat guyuran air hujan yang cukup deras yang terjadi pada Kamis (11/3)  malam, menyebabkan sedikitnya tujuh kecamatan di Kabupaten Jombang terendam banjir. Ketujuh kecamatan, yakni Mojowarno, Mojoagung, Sumobito, Peterongan, Tembelang, Ploso, dan Kudu.

Data yang didapat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, akibat dari banjir yang menerjang di tujuh kecamatan tersebut, sedikitnya ada sekitar 12.765 jiwa dari 3.110 kepala keluarga (KK) terdampak.

"Dari update data Jumat (11/3) pukul 12.00 WIB, ini tinggal enam kecamatan yang masih tergenang banjir. Untuk Kecamatan Mojowarno sudah surut," ujar Koordinator Penanganan Lapangan BPBD Jombang, Stevie Maria (Pepy).

Sementara untuk saat ini jumlah pengungsi masih ada 31 jiwa dengan rincian 29 jiwa di Kecamatan Mojoagung, 1 jiwa di Kecamatan Sumobito dan sisanya di Kecamatan Ploso.

Dikatakan Pepy, untuk saat ini di beberapa wilayah sudah mengalami penurunan air. Namun masih ada sejumlah tempat yang masih tergenang dengan ketinggian bervariasi mulai dari 50-70 centimeter. "Yang masih parah ini ada di Desa Madiopuro dan Kendalsari, Kecamatan Sumobito. Sedangkan di Kecamatan Ploso itu di Desa Jatigedong serta Desa Bakalan Rayung, Kecamatan Kudu," terangnya.

Ditanya terkait penyebab banjir, Pepy mengungkapkan ada beberapa faktor. Diantaranya curah hujan tinggi dan jebolnya tanggul sungai. "Banjir ini dari luapan Sungai Ring Otok dan Marmoyo, yang disebabkan curah hujan cukup tinggi serta tebalnya sedimen (endapan). Selain itu, juga ada beberapa tanggul yang jebol sehingga air masuk ke permukiman warga," jelasnya.

Disinggung soal penanganan yang dilakukan agar genangan air bisa surut, Pepy mengaku untuk saat ini masih belum bisa dilaksanakan.  "Kami belum bisa melakukan apapun karena saat ini debit air sangat tinggi, sehingga penanganan apapun yang kami lakukan akan sia-sia. Kami saat ini fokus pada penanganan masyarakat yang yang terdampak dan pemenuhan hidup warga," pungkasnya.(aan/rd)