DPRD Surabaya Nilai Sister City Peluang Pasar Expor Batik Surabaya

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi dalam event ‘Karnaval Nang Tunjungan’ beberapa waktu lalu. Eri menyatakan Surabaya akan mengembangkan pasar ekspor batik ke mancanegara.

DPRD Surabaya Nilai Sister City Peluang Pasar Expor Batik Surabaya
Anggota Komisi B, Ahmad Suyanto

Surabaya, HB.net - Anggota Komisi B DPRD Kota Surabaya, Akhmad Suyanto mengatakan, peluang potensi pasar ekspor batik Surabaya terbuka lebar.

“Terutama negara yang memiliki kerjasama Sister City dengan Surabaya seperti, Korea Selatan, Jepang, China, Turki, Hongkong,” ujarnya di Surabaya.

Sebelumnya, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi dalam event ‘Karnaval Nang Tunjungan’ beberapa waktu lalu. Eri menyatakan Surabaya akan mengembangkan pasar ekspor batik ke mancanegara.

Menurut Ahmad Suyanto, Indonesia yang merupakan amazing market atau pasar berkembang bagi negara di dunia, Kota Surabaya menjadi kota yang memiliki potensi pasar ekspor dari hasil produknya.

“Ya seperti produk batik ini, peluang market ekspor nya terbilang sangat terbuka, utamanya negara yang sudah terjalin sister city dengan Surabaya,” tegasnya.

Akhmad Suyanto menyarankan, sebelum melakukan ekspor batik, sebaiknya harus dilihat dulu kebutuhan pasar luar negeri seperti, corak batik, design, untuk kebutuhan konsumen luar negeri.

“Tentu simbol Surabaya menjadi ciri khas batik yang akan di ekspor, sehingga eksistensi Surabaya di negara-negara yang sudah terjalin sister city tetap ada,” tutur Akhmad Suyanto.

Dirinya menerangkan, batik itu merupakan tradisi kekayaan nusantara dimana harus diuji secara kualitas seiring dengan waktu. Contohnya, ada batik tulis dengan bahan dasar kain katun biasa (low), ada kain yang kelas menengah (middle), dan kelas atas (high class).

Ketiga level batik ini, tambah Akhmad Suyanto, kalau mau bidik pasar batik di segmen low tentu pasarnya berbeda. Dan kalau mau bersaing di segmen fashion tentu bahan kain batiknya juga berbeda. Nah dari ketiga segmen pasar batik yang saya sebut diatas tadi, kata Akhmad Suyanto, sebelum melakukan ekspor, kualitas batik harus diutamakan karena konsumennya orang luar negeri. “Tapi secara amazing market, Surabaya memiliki potensi pasar ekspor cukup besar,” pungkasnya.

Sementara itu, Pemerintah Kota Surabaya baru saja mematenkan enam motif batik khas Kota Pahlawan untuk kemudian diproduksi secara massal dan diedarkan. Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan Kota Surabaya, Fauzie Mustaqiem Yos mengatakan, setelah pengajuan hak paten diusulkan kepada KemenkumHAM, hak paten akhirnya keluar pada pekan lalu.

"Keenam motif batik ini akan menjadi ciri khas batik Surabaya karena memang tidak ada di daerah lainnya," kata Fauzie, Senin (14/11).

Enam motif batik khas Surabaya dipatenkan dan akan segera diproduksi secara massal.

Adapun enam motif batik yang sudah dipatenkan itu adalah Motif Batik Sparkling, Batik Kintir-kintiran, Batik Abhi Boyo, Batik Gembili Wonokromo, Batik Kembang Bungur, dan Batik Remo Surabayan. Keenam motif batik ini dipilih setelah Pemkot Surabaya menggelar Lomba Desain Batik Surabaya 2022.

"Jadi, keenam motif batik ini adalah pemenang dari Lomba Desain Batik Surabaya 2022. Para pengrajin batik banyak menyetorkan karyanya kepada kami, dan setelah melalui proses penjurian yang sangat ketat akhirnya terpilihlah enam motif batik ini," ujarnya.

Fauzie memastikan, setelah enam motif batik khas Surabaya itu dipatenkan, Pemkot Surabaya bersama elemen terkait akan memassifkan pemasaran dan pengenalan motif-motif yang ada, baik di tingkat lokal, nasional, hingga internasional.

Salah satu cara untuk memperkenalkan motif batik khas Surabaya itu dengan cara menggelar Spontanz Festival in Collaboration With Batik Surabaya. "Nanti para artis ibu kota akan menggunakan busana batik khas Surabaya itu," kata Fauzie. (lan/ns)