Jogoboyo Tegaskan Komitmen Bantu Polisi Jaga Surabaya

Tamam, panggilannya akrabnya mengaku geram. Sebagai aktivis, dia kerap melakukan demo. Namun, tidak sekalipun aksinya membuat gaduh sampai rusuh di kota kelahirannya sendiri.

Jogoboyo Tegaskan Komitmen Bantu Polisi Jaga Surabaya
Komunitas Jogo Suroboyo (Jogoboyo) memberikan dukungan moral kepada Kapolrestabes Surabaya dalam menjaga kondusifitas kota Surabaya dari para perusuh. foto : istimewa.

SURABAYA, HARIANBANGSA.net - Bertekad jadi garda terdepan keamanan Surabaya dari anarkisme demonstran, komunitas Jogoboyo sambangi Mapolrestabes Surabaya, Selasa (13/10/2020).

Dihadapan orang nomor satu dijajaran Polrestabes Surabaya, komunitas yang dibentuk di angkringan Baladewa ini menyatakan sikap tegas secara resmi membantu pengamanan dalam bentuk Pam Swakarsa. Kusnan Hadi koordinator Jogoboyo mengakui kecolongan terhadap aksi anarkis menolak Omnibus Law, 8 Oktober lalu.

"Aksi mendatang, kami akan keras dan tegas," kata Kusnan di depan Kapolres.
Lebih keras penyataan yang disampaikan Ahmad Badrud Tamam. Pria yang menjadi bendahara Jogoboyo itu memastikan, bakal represif terhadap demonstran yang membuat rusuh di Surabaya.

"Silahkan menyampaikan aspirasi, tapi, jika anarkis dan vandalisme, kami bersama teman-teman akan babat habis dengan tangan kami sendiri," ucap pengusaha berdarah Madura itu dengan nada tinggi.

Tamam, panggilannya akrabnya mengaku geram. Sebagai aktivis, dia kerap melakukan demo. Namun, tidak sekalipun aksinya membuat gaduh sampai rusuh di kota kelahirannya sendiri.

"Sebagai kota kelahiran, Surabaya harus dijaga," tegasnya.

Tamam melanjutkan, untuk itulah bersama Jogoboyo pihaknya sudah mendirikan Posko dengan melibatkan sejumlah pemuda dari tiap kelurahan dalam Pam Swakarsa. Mendengar program dan tekad Jogoboyo dipaparkan, Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Jhonny Edison Isir SIK menyambut suka cita.

"Terima kasih dulur-dulur Jogoboyo yang sudah bersedia membantu kami dari kepolisian menjaga keamanan di Surabaya," kata lulusan terbaik Akpol 1996 dengan wajah sumringah.

Perwira menengah dengan tiga melati dipundak itu mengungkapkan, respon positif dari warga kota inilah yang diharapkan dalam sama-sama membangun kota Surabaya."Diakui atau tidak, polisi tidak mungkin berjalan sendiri dalam menjaga keamanan warga kota. Terlebih Surabaya termasuk kota besar dan padat penduduk," pungkas perwira berdarah yang njawani itu. (mdr/ns)