Nasir Abbas Berbagi Kiat Cegah Radikalisme

Mantan teroris Nasir Abbas hadir dalam seminar nasional bertajuk Mewaspadai Intoleransi, Radikalisme dan Terorisme dalam Kerangka Membangun Kejayaan NU dan NKRI" di Aula kantor PCNU Sidoarjo, Minggu (31/1).

Nasir Abbas Berbagi Kiat Cegah Radikalisme
Nasir Abbas saat berbicara dalam seminar yang digelar PCNU Sidoarjo, Minggu (31/1). Mustain/HARIAN BANGSA

Sidoarjo, HARIAN BANGSA.net - Mantan teroris Nasir Abbas hadir dalam seminar nasional bertajuk Mewaspadai Intoleransi, Radikalisme dan Terorisme dalam Kerangka Membangun Kejayaan NU dan NKRI" di Aula kantor PCNU Sidoarjo, Minggu (31/1).

Seminar yang digelar oleh PCNU Sidoarjo ini dalam rangka peringatan harlah dan menyongsong satu abad Nahdlatul Ulama (NU). Dalam seminar yang diikuti warga Nahdliyin dan sejumlah kalangan ini, Nasir Abbas berkisah masa lalunya saat terlibat gerakan terorisme.

Mantan pentolan Jamaah Islamiyah (JI) ini pun memberikan kiat yang bisa dilakukan untuk mencegah intoleransi, radikalisme, dan terorisme. Di antaranya memberikan edukasi sejak dini kepada anak-anak, agar anak-anak mau menghargai perbedaan pendapat.

"Menghargai beda agama, menerima perbedaan, dan sejak dini kita ajak anak-anak untuk bangga dengan NKRI," cetus Nasir Abbas yang hadir dalam seminar tersebut, dengan mengenakan sarung, berkopyah dan memakai surban.

Melalui edukasi cinta negara yang dilakukan sejak dini, sebagaimana NU sudah menyerukan Hubbul Wathon, Nasir Abbas yakin cinta negara yang akan menjadi doktrin di setiap individu WNI. Maka hal itu bakal menolak paham-paham yang lain.

"NU sudah banyak berperan (melawan intoleransi, radikalisme, dan terorisme). Tinggal terus ditingkatkan lagi perannya di masyarakat dalam menjaga keutuhan NKRI," tandas Nasir Abbas yang kini jadi pengamat teroris dan kerap membantu pemerintah menanggulangi terorisme.

Sementara itu, Ketua PCNU Sidoarjo KH Maskhun mengatakan, seminar ini untuk memahami arti intoleransi, radikalisme, dan terorisme tidak hanya dari sudut pandang ilmu pengetahuan, namun dengan menghadirkan pelaku sejarah.

"Agar kita tahu betul argumentasi dan strategi mereka melakukan gerakan intolernasi, radikalisme, sampai kepada terorisme. Itu kita sudah dapatkan dan akan menjadi bekal bagi kader-kader kita untuk menjadi waspada dalam rangka menuju kejayaan NU dan NKRI," cetus KH Maskhun.

Dijelaskan KH Maskhun, teknik doktrinasi gerakan radikalisme dan terorisme juga bisa menjadi bermanfaat untuk dipelajari karena saat ini NU juga tengah melaksanakan kaderisasi. "Dan ini penting untuk kita adopsi dari sisi strategi dan doktrinasi mereka. Itu yang kita dapatkan dari seminar ini," ungkap KH Maskhun.

Dan yang tidak kalah pentingnya, katanya, pelajaran soal sumber dana yang dilakukan kelompok gerakan tersebut, yang ternyata ada di sekitar masyarakat, yakni berupa kaleng-kaleng sumbangan. Sehingga pihaknya berharap pemerintah juga mewaspadai penggalangan dana yang berpotensi untuk membiayai gerakan intoleransi, radikalisme, dan terorisme.

Selain Nasir Abbas, narasumber dalam seminar ini, yakni Rektor UIN Sunan Ampel Prof H Masdar Hilmy dan Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini. Kedua narasumber ini tidak hadir di lokasi, namun memberikan materi secara daring melalui aplikasi Zoom. Seminar ini juga bisa diikuti melalui aplikasi Zoom.

Di seminar ini, PCNU Sidoarjo juga meluncurkan sembilan buku karya kader NU Sidoarjo. Peluncuran buku dilakukan dengan penyerahan buku oleh satu penulis  kepada Ketua PCNU Sidoarjo KH Maskhun. Selanjutnya paket berisi sembilan buku itu diberikan kepada sejumlah pihak yang hadir di seminar itu, di antaranya Ketua DPRD Sidoarjo Usman. (sta/rd)