Pemkab Lakukan Pemeriksaan Post Mortem Hewan Kurban

Medik Veteriner Muda Diperta Kabupaten Probolinggo, drh. Nikolas Nuryulianto, mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan penjaminan pangan asal hewan kurban yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH).

Pemkab Lakukan Pemeriksaan Post Mortem Hewan Kurban
Kegiatan saat pengawasan, pendataan dan pemeriksaan post mortem hewan kurban.

Probolinggo, HB.net - Pemkab Probolinggo melalui Dinas Pertanian (Diperta) melakukan pengawasan, pendataan dan pemeriksaan post mortem hewan kurban pada Idul Adha 1443 H dengan melibatkan 13 dokter hewan dan 66 paramedik veteriner se-Kabupaten Probolinggo. Serta, petugas teknis 24 kecamatan, Koordinator Wilayah se-Kabupaten Probolinggo dan Petugas Teknis RPH se-Kabupaten Probolinggo.

Medik Veteriner Muda Diperta Kabupaten Probolinggo, drh. Nikolas Nuryulianto, mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan penjaminan pangan asal hewan kurban yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH).

“Juga untuk melakukan pengawasan, pendataan dan pemeriksaan post mortem hewan kurban pada Idul Adha di wilayah Kabupaten Probolinggo,” katanya.

Berdasarkan data yang diperoleh dari petugas peternakan di lapangan, sementara ini ada 738 ekor ternak kurban yang dipotong. 138 ekor sapi, 444 ekor domba dan 156 ekor kambing. Total pemotongan ternak ini masih akan terus direkap sampai hari tasyrik.

“Pada 10 Juli, ditemukan 1 (satu) cacing hati pada sapi dan kita sarankan supaya hatinya tidak dikonsumsi. Jadi hati yang rusak kalau bisa dibakar atau dipendam serta jangan dibuang sembarangan,” jelasnya.

Jika dibuang sembarangan, cacing hati ini telur-telurnya akan menempel pada rumput dan dimakan lagi oleh sapi. Jadi penanganannya misalkan ada hati yang rusak karena mengandung cacing hati pada sapi lebih baik hatinya itu dipendam saja boleh dibakar agar telur-telurnya mati.

“Harapannya para petani peternak setiap 6 bulan sekali rutin memberikan obat cacing, supaya bisa mengendalikan parasit ditubuhnya. Itu himbauan kepada para peternak sapi, kambing dan domba supaya tidak ada cacing hati lagi,” terangnya.

Sejauh ini, masih ada yang membungkus daging kurbannya yang menjadi satu dengan tulang, daging dan jeroan. Sudah disarankan agar tulang, daging dan jeroan dibungkus dengan wadah yang berbeda. (ndi/diy)