Tugu Knalpot Suroboyo Akhirnya Terwujud

Satlantas Polrestabes Surabaya akhirnya menepati janji dengan membuat Tugu Knalpot Suroboyo dengan bahan baku knalpot tidak standar (brong).

Tugu Knalpot Suroboyo Akhirnya Terwujud
Tugu Knalpot Suroboyo tingginya 10 meter, menghabiskan 2 ribu knalpot brong sitaan.

Surabaya, HARIANBANGSA.net - Satlantas Polrestabes Surabaya akhirnya menepati janji dengan membuat Tugu Knalpot Suroboyo dengan bahan baku knalpot tidak standar (brong). Knalpot ini hasil pengamanan di beberapa wilayah Kota Surabaya.

Monumen knalpot brong dibuat sebagai pengingat bagi masyarakat agar tidak menggunakan knalpot yang menyebabkan keresahan masyarakat. Bentuk monumen juga sengaja disamakan dengan patung Suro dan Boyo yang sudah menjadi ikon kota.

Ide itu terlintas di benak Kasatlantas Polrestabes Surabaya AKBP Arif Fazlurrahman pada akhir tahun 2023. Beberapa saat setelah meninjau gudang penyimpanan barang sitaan. Di salah satu sudutnya terlihat tumpukan knalpot brong.

Knalpot itu berasal dari penindakan yang dilakukan jajarannya. Jumlahnya pun tidak sedikit. Terlebih, saat itu razia sedang ditingkatkan untuk mencegah penggunaan knalpot brong pada malam pergantian tahun. “Sebenarnya knalpot hasil sitaan akan dimusnahkan. Namun kami berpikir untuk bisa dimanfaatkan,” ungkapnya.

Ide tersebut dia sampaikan ke jajarannya. Ternyata salah satu anggota kebetulan mengenal perajin di Tuban yang bisa mewujudkan keinginan tersebut. Bentuk monumen diminta agar sama dengan patung Suro dan Boyo.

Jumlah knalpot yang tersimpan di gudang mencapai 2.064 buah. Knalpot-knalpot itu disita sejak Januari 2023. "Dimana 1.348 di antaranya disita pada periode Desember," tambah Arif Fazlurrahman.

Arif juga berkoordinasi dengan pemkot terkait pembuatan monumen itu. Tujuannya agar monumen bisa ditempatkan di lokasi strategis. Dengan harapan nantinya bisa menjadi ikon baru.

Monumen tersebut rencana awalnya akan diletakkan di Jalan Tunjungan. Dengan pertimbangan jalan itu sudah menjadi landmark metropolis. Namun, ternyata titiknya tidak memungkinkan setelah dicek. Sebab, pada areanya terdapat utilitas sehingga sulit dipakai sebagai pondasi.

Arif mengungkapkan, pondasi monumen memang sangat penting. Sebab, keberadaannya tidak boleh mengabaikan faktor keamanan. "Monumennya berat sekali karena dari besi. Menurut perajinnya sekitar dua ton. Tinggi 10 meter dan lebar 3 meter," sambungnya.

Dari diskusi lanjutan, tempat baru bagi monumen akhirnya diputuskan. Lokasinya di Frontage Jalan Ahmad Yani. "Di pintu masuk kota. Jadi, akan langsung terlihat masyarakat yang datang," jelasnya.

Lebih lanjut, dia menyampaikan, monumen itu tidak hanya bisa menjadi penanda ketegasan polisi dalam menindak knalpot brong. Namun, juga pengingat bagi masyarakat agar tidak menggunakannya pada kendaraan. "Memungkinkan juga untuk menjadi spot foto," katanya.

Menurut dia, pengerjaan monumen itu sebenarnya ditarget selesai akhir bulan lalu. Tujuannya sebagai kado Hari Jadi Kota Surabaya. Tetapi, Pemkot Surabaya meminta agar ada perbaikan. Sebab, kepala Suro dinilai terlalu ke bawah sehingga tidak identik dengan patung Suro dan Boyo yang sudah ada. "Target selesai secepatnya," ungkapnya.(yan/rd)