Turunkan Kebutuhan Impor, TPPI Tambah 5 Tangki OSBL Proyek Revamping Aromatik

Proyek dimulai pada Juni 2020 dan sudah dioperasikan pada 18 Desember 2021 kemarin.

Turunkan Kebutuhan Impor, TPPI Tambah 5 Tangki OSBL Proyek Revamping Aromatik
Pjs. Presiden Direktur TPPI, Erwin Widiarta memaparkan terkait penyelesaian OSBL proyek revamling aromatik kepada Dirut PT KPI, Direktur Logistik Pertamina, Mulyono serta jajaran Forkompimda Tuban.

Tuban, HB.net - PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) Tuban telah menyelesaikan Outside Battery Limit (OSBL) berupa 5 tangki Proyek Revamping Aromatik, Senin (20/12).

Melalui penambahan 5 tangki tersebut, TPPI berharap dapat menurunkan impor produk turunan petrokimia. Salah satunya dengan mencanangkan proyek revamping aromatik TPPI.

Pjs. Presiden Direktur TPPI, Erwin Widiarta menjelaskan, proyek revamping aromatik telah selesai sesuai target dengan jangka waktu 18 bulan. Proyek dimulai pada Juni 2020 dan sudah dioperasikan pada 18 Desember 2021 kemarin.

Kemudian, ada 5 tangki yang dikerjakan dan masing-masing memiliki kapasitas berbeda. Sebanyak 3 tangki masing-masing memiliki kapasitas 40.000 kl. Kemudian, 1 tangki lainnya berkapasitas 38.000 kl dan tangki yang terkahir memiliki kapasitas 15.200 kl.

"Proyek revamping aromatik TPPI ini nantinya mampu meningkatkan kapasitas produksi Paraxylebe dari 600 ribu menjadi 780 ribu ton setiap tahunnya. Lalu juga meningkatkan kapasitas produksi Benzene dari 440 ribu menjadi 500 ribu ton pertahun," beber Erwin saat jumpa pers di lingkungan TPPI Desa Remen, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban.

Menurutnya, penyelesaian OSBL berupa 5 unit tangki tak hanya berfungsi mendukung proyek revamping aromatik. Melainkan, dapat meningkatkan fleksibilitas operasional kilang TPPI. Sedangkan, proyek OSBL ini dilengkapi dengan sistem perpipaan, kelistrikan, instrumentasi dan safety dengan nilai proyek sebesar Rp 379,75 Milyar.

"Dengan peresmian ini bukti nyata bahwa TPPI dapat bangkit dan menata masa depan untuk menjadi perusahaan yang tumbuh dan berkembang," tegasnya.

Ditempat yang sama, Direktur Utama Kilang Pertamina Internasional (KPI), Djoko Priyono menyatakan, KPI sebagai subholding refining dan petrochemical siap berkomitmen penuh untuk mengembangkan kilang TPPI.  Tak hanya aspek operasi namun juga dalam aspek bisnis kedepan. Baik melalui optimasi serta integrasi antara kilang TPPI dengan kilang-kilang Pertamina yang sudah ada.

Tentunya dengan pengembangan dari kilang TPPI ini dapat menurunkan kebutuhan impor. Sebab, hingga saat ini produksi dalam negeri baru mencukupi 30 persen dari kebutuhan.

"Dengan pengembangan proyek-proyek yang ada. Bahwa target kami pada tahun 2030 untuk produksi paraxylene dan olefin dalam negeri sudah tercukupi," harapnya.

Kata dia, pengembangan dari kilang Tuban ini dibagi menjadi dua bagian utama. Pertama proyek revamp TPPI guna memaksimalkan produksi paraxylene. Lalu kedua pengembangan proyek olefin dengan mengintegrasikan kebutuhan kilang olefin dari kilang TPPI existing dan kilang-kilang pertamina yang ada.

"Dengan bergulirnya berbagai proyek strategis nasional di kilang TPPI Tuban, tentunya akan lebih mengkokohkan peran TPPI sebagai bagian dari Pertamina Group dalam pengembangan industri petrokimia nasional," ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Utama Pt Pertamina, Nicke Widyawati secara virtual menyampaikan, selamat dan bangga atas kerja kerasnya untuk menghadapi seluruh tantangan kedepan. Ia berharap, kesuksesan menyelesaikan OSBL proyek revamping aromatik bisa menjadikan TPPI Tuban sebagai perusahaan global kelas dunia.

"Tetap semangat bekerja, karena capaian ini awal dari perjalanan TPPI bersama Pertamina untuk menjadi perusahaan global kelas dunia," pungkas Nicke. (wan/ns)