Wawali Whisnu: TRS Dipersiapkan jadi Pusat Seni Budaya Surabaya

Di lokasi bangunan TRS yang disulap menjadi Komplek Festival Aspirasi Seni dan Budaya Tri Sakti, menjadi lokasi pertunjukkan maupun aktifitas berkesenian. “Jadi semua kegiatan seni dan budaya Surabaya bisa digelar disana,” kata Whisnu.

Wawali Whisnu: TRS Dipersiapkan jadi Pusat Seni Budaya Surabaya
Wawali Whisnu Sakti Buana

SURABAYA, HARIANBANGSA.net - Upaya pelestarian seni dan budaya asli Surabaya tetap dipertahakan Pemerintah Kota Surabaya. Termasuk memfasilitasi para seniman tetap berkarya. Aktifitas sanggar seni maupun budaya yang ada di wilayah Kecamatan se Surabaya, tetap menjadi perhatian. Bahkan, kesempatan untuk membawa identitas Surabaya dalam budaya diberikan merata. “Tetap difasilitasi. Salah satunya, persiapan kita untuk merevitalisasi  Taman Remaja Surabaya (TRS)  jadi pusat seni dan budaya,” kata Wakil Walikota Surabaya, Whisnu Sakti Buana.

Di lokasi bangunan TRS yang disulap menjadi Komplek Festival Aspirasi Seni dan Budaya Tri Sakti, menjadi lokasi pertunjukkan maupun aktifitas berkesenian. “Jadi semua kegiatan seni dan budaya Surabaya bisa digelar disana,” kata Whisnu.

Revitalisasi TRS sudah dipersiapkan oleh Pemkot Surabaya melalui Bappeko. Proses tersebut sedianya harus tertunda tahun ini, dan akan dilakukan tahun depan. Itu lantaran masa pandemi Covid-19 masih menyelimuti Surabaya dan Indonesia. Ditemui diruang kerja Wakil Walikota Surabaya Senin (31/8), pejabat yang akrab disapa WS ini menerangkan rencana besar mewujudkan rencana ini.

Selain itu, ke depan program gagasan WS menyoal dana Rp 50 hingga 100 juta setiap RT per tahun, bisa dimanfaatkan dalam proses regenerasi pelestarian budaya.

Misalnya, dalam rembug kampung warga membuat program Sanggar Seni sebagai bentuk pembibitan anak-anak muda yang berminat terjun dalam hal seni dan budaya. “Ketika programnya bagus, dana itu bisa dimanfaatkan,’’ terang alumnus ITS Surabaya ini. Pemkot, dikatakan WS akan menyediakan tenaga pengajar maupun mentor secara profesional untuk melatih warga. “Tentunya harus langsung dari seniman asli Surabaya sebagai pengajarnya. Ini solusi juga bagi penggiat seni untuk tetap berkreasi,’’ kata WS.

Hasil dari proses pembibitan seniman-seniman muda ini nantinya bisa menunjukkan eksistensi dan aktualisasi dalam berkesenian di lokasi Festival Aspirasi, Seni dan Budaya Tri Sakti. “Misalnya, dari sanggar seni kecamatan mana mau pertunjukkan, kami fasilitasi. Sekaligus mengundang seniman-seniman dari daerah lain. Jadi ini sekaligus kesempatan untuk mempertahankan dan melestarikan budaya,” terang suksesor Tri Rismaharini dalam Pilwali Surabaya 2020.

Ide besar ini, sedianya akan dirembug bersama dengan para seniman, maupun komunitas budaya di Surabaya. “Dalam waktu dekat ini saya akan bertemu dengan seniman Surabaya,” pungkas WS. (lan/ns)