Ada Firasat Beberapa Korban Laka KA Vs Elf

Sebanyak 11 korban jiwa kecelakaan minibus Elf yang tertabrak Kereta Api (KA) Probowangi jurusan Banyuwangi-Surabaya, merupakan teman sekolah SMA Indah Mardi, Jalan Dukuh Kupang, Surabaya.

Ada Firasat Beberapa Korban Laka KA Vs Elf
Foto semasa hidup beberapa korban kecelakan KA Probowangi dengan Isuzu Elf di Klakah, Lumajang.

Surabaya, HARIANBANGSA.net - Sebanyak 11 korban jiwa kecelakaan minibus Elf yang tertabrak Kereta Api (KA) Probowangi jurusan Banyuwangi-Surabaya, merupakan teman sekolah SMA Indah Mardi, Jalan Dukuh Kupang, Surabaya. Semua korban adalah warga Surabaya. Kesebelas korban ini sudah dilakukan pemakaman hingga Senin (20/11) siang.

Kecelakaan maut ini terjadi di ruas jalur Randuagung-Klakah, Jalur Perlintasan (JPL) 63, KM 139, Dusun Prayuana, Desa Ranu Pakis, Klakah, Lumajang, Minggu (19/11) malam.

Dari 11 korban jiwa meninggal dunia, pemakaman yang terakhir dilakukan terhadap  Gatot Hari Cahyono (55) warga Gubeng Kertajaya VIIE, Surabaya. Korban Gatot Hari Cahyono merupakan pekerja serabutan yang tinggal di Kabupaten Ngawi.  Selama dua bulan terakhir firasat akan kepergian Gatot Hari Cahyono dirasakan oleh Ninuk (57), kakak korban.

“Selama 2 bulan terakhir saya juga agak heran dengan sikap adik saya. Dia kerap pulang dari Ngawi ke Surabaya. Dia kan tinggal di Ngawi dengan istri sambungnya. Nah, selama dua minggu sekali dia pulang ke rumah Surabaya. Saya tanya kenapa pulang? Dia menjawab ingin melihat surat surat penting,” ujar Ninuk, Senin (20/11).

Lebih lanjut Ninuk menjelaskan bahwa adiknya mencari beberapa surat penting dan surat cerai istri pertamanya. Saat ditanyakan ke Gatot, dia mengaku hanya inggin melihatnya. “Dia hanya inggin melihat surat-surat saja. Tidak ada yang lain,” tambah Ninuk.

Korban lainya, yaitu Suyono (55) warga Jalan Wonorejo 4C, Tandes, Surabaya. Suyono merupakan petugas ASN Satpol PP Kota Surabaya. Saat ditemui di rumahnya, pihak keluarga Suyono engan memberikan ketegangan.

Sedangkan korban lainnya adalah Sukarnoto (56) beralamat Jalan Putat Jaya C Timur. Ia merupakan supir ambulan Dinas Sosial Kota Surabaya.  Profesi sebagai supir ambulan ditekuni oleh korban sejak tahun 2014 atau saat lokalisasi Gang Dolly ditutup secara total oleh Pemkot Surabaya.

Saat ditemui di rumah duka, adik korban, Ramayana, menceritakan bahwa kakaknya sempat memberikan firasat terhadap para warga kampung.  “Dalam group WA kampung kakak sempat meminta maaf kepeda warga. Memang alasanya adalah meminta maaf tidak bisa mengikuti kegiatan kampung. Tapi biasanya kalau tidak bisa hadir langsung bilang ke masing masing warga. Tapi kali ini melalui WA,” ujar Ramayana.

Selain itu,  korban Sukarnoto saat akan berangkat mengikuti reuni bersama teman temannya sempat dihalangi oleh salah satu putranya. "Anaknya bilang, bapaknya gak boleh ikut acara itu. Kakak saya ini gak pernah ikut. Cuma kali ini dia bilang sekali-sekali sekalian rekreasi.  Agenda ini sebenarnya sering. Tapi kakak saya enggak pernah ikut. Cuma kali ini asja, malah kena kejadian ini," pungkas Ramayana.

Korban tetangga yang juga teman sekolah SLTA Sukarnoto adalah Titik Ristianti (55) warga Putat Jaya Timur.  Titik Ristianti yang keseharian sebagai penjual barang pecah belah juga memberikan firasat akan meninggalkan keluarga.

Beberapa hari sebelum kejadian, Titik Ristianti sempat mengajak beberapa putra dan putrinya untuk berkumpul dan membicarakan tentang siapa yang berminat penerus usaha yang dimilikinya. (yan/rd)