Janda Dua Anak Tewas Tertabrak KA

Janda beranak dua warga Probolinggo tewas tertabrak kereta api (KA) di perlintasan jalur di sekitar Stasiun KA Tandes, Jumat (26/4) pukul 14.00 WIB.

Janda Dua Anak Tewas Tertabrak KA
Evakuasi korban kecelakaan KA oleh tim gabungan.

Surabaya, HARIANBANGSA.net - Janda beranak dua warga Probolinggo tewas tertabrak kereta api (KA) di perlintasan jalur di sekitar Stasiun KA Tandes, Jumat (26/4) pukul 14.00 WIB. Korban tewas di tempat, dengan kondisi luka parah di kepala. Jenazah bernama Purin Prihatin (37), warga Dusun Triwung, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo dievakuasi petugas Polsek Tandes dan BPBD Surabaya.

Salah satu saksi, Moch Yusuf (30), satpam Stasiun KA Tandes (30), warga Jalan Sawahan DKA IV/2 mengatakan,  korban akan menyeberang di jalur KA yang seharunya tidak boleh dilewati.

“Korban keluar dari perkampungan samping perlintasan kereta api dan akan ke perkampungan seberang yang aksesnya jalan raya. Saat korban menyeberang masinis sudah menyalakan klakson. Tapi korban tidak merespon sehingga tubuh korban terserempet dan kepalanya terpelanting,” ujarnya, Jumat (26/4).

Kapolsek Tandes Kompol Budi Waluyo mengatakan, korban melintas di kawasan yang dilarang oleh pihak Stasiun Tandes.“Sebenarnya kawasan tersebut adalah larangan para warga kampung untuk melintas. PT KAI telah memberikan tembok pembatas namun korban masuk ke kawasan jalur melalui celah tembok. Sehingga mengakibatkan korban tertabrak yang mengakibatkan kepala terluka dan tewas di tempat,” ujarnya.

Sementara, Suminah (69), bude korban, warga Jalan Tandes Kidul I, RT 01 RW 01 Kelurahan-Kecamatan Tandes mengatakan,  keponakannya datang ke rumah guna mencari pekerjaan di Surabaya.

“Keponakan saya datang ke Surabaya sudah 2 hari yang lalu. Dia ingin mencari pekerjaan di Surabaya. Tadi siang akan pulang ke Probolinggo karena kedua anaknya ada di kampung. Entah kenapa keponakan saya saat menyeberang di rel KA tidak melihat kanan kiri. Padahal selama ini banyak warga yang menyeberang di sana tindak terjadi apa apa,” cerita Suminah.(yan/rd)