Cara Jitu Agen Perisai: Rajin Pasang Status, Manfaatkan Jaringan

BPJS Ketenagakerjaan mengambil sejumlah langkah untuk mengedukasi sekaligus mengajak masyarakat menjadi peserta.

Cara Jitu Agen Perisai: Rajin Pasang Status, Manfaatkan Jaringan
Luluk saat sosialisasi dan membagikan kartu BPJS Ketenagakerjaan ke ibu-ibu PKK.

Sidoarjo, HARIANBANGSA.net - BPJS Ketenagakerjaan mengambil sejumlah langkah untuk mengedukasi sekaligus mengajak masyarakat menjadi peserta. Salah satu caranya dengan membentuk sistem keagenan. Yaitu, melalui Penggerak Jaminan Sosial Nasional (Perisai).

Nah, di Sidoarjo berbagai cara dilakukan perisai untuk mengajak masyarakat menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Suka duka dialami perisai dalam menjalankan profesinya. Apalagi di saat pandemi Covid-19.

Di Sidoarjo, agen perisai bisa dari mana saja dan siapa saja. Seperti yang dilakukan Luluk. Meski usianya sudah 53 tahun, perempuan asal Desa Semambung, Kecamatan Wonoayu  ini merupakan salah satu agen perisai senior dari kantor BP Jamsostek Sidoarjo.

Dia pernah terpilih menjadi agen terbaik mewakili Sidoarjo untuk mendapatkan pelatihan tingkat nasional pada 2019. Meski sudah terlatih, adanya pandemi membuat dia harus memutar otak lagi. Apalagi, sosialisasi dengan mengumpulkan orang saat itu masih dilarang.

Namun, Luluk tak hilang akal. Wanita single parent dengan satu cucu ini pun mengubah pola kerjanya. Dia memanfaatkan jaringan pertemanan yang dimilikinya. Mulai dari dari grup WhatsApp hingga media sosial (medsos).  “Saat pandemi semuanya menjadi susah. Orang-orang takut dan waswas. Karena itu, pola kerja diubah dengan memanfaatkan jaringan saya,” ungkapnya.

Dengan hanya membayar minimal Rp 16.800 per bulan, sebenarnya peserta sudah bisa mendapatkan dua program. Yakni, Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM).  “Pokoknya harus telaten, tekun, serta sabar,” imbuhnya.

Usai kontak-kontakan lewat handphone, Luluk pun mengajak mereka untuk kopi darat. Tujuannya untuk menjelaskan lebih gamblang. Hingga kini, sebagai perisai, Luluk mengaku mendapatkan rata-rata penghasilan tiap bulan Rp 2,5-3 juta.

Bisa membantu masyarakat menikmati hasil kerja kerasnya membuat dia terenyuh. Itu terjadi ketika dirinya membantu proses klaim JKM. Keluarga ahli waris yang ditinggalkan peserta BPJS Ketenagakerjaan itu tiba-tiba datang ke rumah. Mereka mengucapkan banyak terima kasih sambil menangis.

Hal yang sama juga dilakukan agen perisai lainnya dari Kantor Cabang Pembantu BPJS Ketenagakerjaan Krian. Namanya Moch Said. Profesinya sebenarnya Satgas Brigade Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI). Namun, pria 50 tahun itu memanfaatkan profesinya dengan baik.

Sejak menjadi agen perisai Juli 2019, bapak dua anak ini langanan juara 1 agen terbaik di Kantor BP Jamsostek Krian. Dia sangat senang bisa membantu teman dan keluarga. Baik di SPSI dan UMKM di desa. Selain itu, sebagai perisai, dia banyak diberi kemudahan.

“Misalnya teman-teman saya biasanya tidak mau antre saat klaim. Kebetulan kita mendapat akses cepat dari pimpinan di kantor BPJS Ketenagakerjaan saat klaim. Mereka sangat senang,” ungkap pria asal Taman.

Dengan kegigihannya menjadi perisai, dia kini punya kantor agen. Dinamai, Said Jaya. Dia juga memiliki enam anak buah. Di sisi lain, selama pandemi Covid-19 ruang geraknya untuk bersosialiasi juga sangat terbatas. Namun, hal itu menambah semangatnya untuk bekerja. Jaringan pertemanan yang dimilikinya membuat Said tambah moncer. (cat/rd)