Eksotika Kampung Wisata Tematik, Antara Harapan dan Tantangan

Luar biasa. Ungkapan itulah yang pantas menggambarkan semangat Pemerintah Kota (Pemkot) Batu menggeliatkan industri pariwisatanya.

Eksotika Kampung Wisata Tematik, Antara Harapan dan Tantangan
Agus Salimullah, M.Pd.

Luar biasa. Ungkapan itulah yang pantas menggambarkan semangat Pemerintah Kota (Pemkot) Batu menggeliatkan industri pariwisatanya. Terbukti, sejak menjadi kota definitif tahun 2001, sudah tak terhitung berapa banyak destinasi wisata yang tumbuh dan berkembang di kota yang dijuluki sebagai De Kline Zwisterland atau Swiss Kecil di Pulau Jawa ini.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batu, jumlah objek wisata hingga tahun 2022 tercatat sebanyak 60 destinasi dengan jumlah pengunjung tercatat sebanyak  7,096 juta. Selanjutnya pada tahun 2023 jumlah wisatawan meningkat hingga mencapai 9,6 juta.

Yang menarik, selain memiliki destinasi wisata alam yang sudah melegenda, seperti pemandian air panas Songgoriti dan taman rekreasi Selecta, serta wisata buatan yang dikelola Jatim Park Grup, Kota Batu juga memiliki eksotika destinasi wisata baru yang tak kalah menarik yang bertebaran di kampung-kampung  wisata tematik.

Konsep kampung wisata tematik terus berkembang di Kota Batu seiring terbitnya Peraturan Daerah (Perda) Desa Wisata yang menjadi payung hukum pemerintah desa (Pemdes) untuk mengembangkan dan mengeksplore potensi desa wisata di wilayahnya.

Berdasarkan data di laman Jaringan Desa Wisata (Jadesta) milik Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, saat ini semua kampung wisata tematik yang ada di Kota Batu sudah masuk kategori maju. Terakhir, di bulan Januari 2024 Kota Batu telah menambah destinasi wisata tematik baru, yakni Kampung Sakura yang terletak di Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu.

Selain Kampung Sakura, beberapa kampung wisata tematik yang bisa menjadi tujuan wisata di Kota Batu, yakni kampung wisata tematik penghasil tempe di Desa Beji, dan kampung wisata tematik anggrek di Kelurahan Dadaprejo, Kecamatan Junrejo. Ada juga kampung wisata Bring Raharjo Desa Junrejo.

Di wilayah Kecamatan Bumiaji, kampung wisata tematik Desa Bumiaji menyuguhkan wisata petik jambu kristal, wisata religi makam mbah Tu, wisata petik apel, dan petik jeruk. Demikian juga Desa Gunungsari menyuguhkan Kampoeng Goenoeng,

Sementara itu, Desa Pandanrejo mengandalkan potensi pertaniannya sebagai objek wisata.  Salah satunya petik stroberi yang dikelola karang taruna.  Di Desa Gunungsari memiliki potensi wisata tematik dari keberadaan ternak sapi perah. Selain itu, ada Kampung wisata Giripurno dengan suguhan taman bunga umbul, kampung wisata tani, dan omah budaya.

Perlu dipahami bersama bahwa mengelola kampung wisata tematik tidaklah semudah membalik telapak tangan. Diperlukan sinergitas dari seluruh pihak terkait. Baik legislatif, eksekutif, pemerintah desa, dan para pelaku ekonomi kreatif.

Selain itu, pengelolaan kampung wisata tematik yang bagus  tidak bisa dipisahkan dari kelengkapan fasilitas yang ditawarkan. Misalnya kampung wisata harus memiliki homestay dengan fasilitas memadai, spot foto, tempat kuliner, hingga kios suvenir yang menjual produk ekonomi kreatif lokal.

Menariknya, sebagai daerah dengan jumlah  desa wisata tematik terbanyak di Jawa Timur, sampai saat ini belum ada satupun kampung wisata tematik di Kota Batu yang berhasil menembus delapan besar Ajang Desa Wisata Indonesia (ADWI) yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tiap tahun.

Kondisi ini perlu dipikirkan bersama, bagaimana upaya Pemkot Batu terus menggerakkan segenap potensi yang ada di kampung wisata tematik yang ada. Bahkan jika perlu, Pemkot Batu harus menjembatani studi banding  para pengelola kampung wisata Kota Batu ke desa wisata yang pernah menjuarai ADWI. Seperti Desa Wisata Ketapanrame, Mojokerto yang tahun 2023 dinobatkan sebagai Desa Wisata Terbaik.

Yang jelas, eksistensi eksotika kampung wisata tematik di Kota Batu tidak hanya berdampak pada semakin banyaknya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Batu. Tetapi akan membuka banyak lapangan kerja yang secara otomatis bisa meningkatkan perekonomian masyarakat secara signifikan. (*)

*) Penulis adalah wartawan Harian Bangsa biro Kota Batu dan saat ini menempuh program S-3 di Universitas Negeri Malang. Malang.