Gedung Tenis Indoor Jombang Jadi Ruang Isolasi

Untuk mengantisipasi membludaknya warga Jombang yang terpapar Covid-19, Pemkab Jombang menambah ruang isolasi.

Gedung Tenis Indoor Jombang Jadi Ruang Isolasi
Bupati Jombang meninjau persiapan ruang isolasi Covid-19. Aan Amrulloh/ HARIAN BANGSA

Jombang, HARIAN BANGSA.net - Untuk mengantisipasi membludaknya warga Jombang yang terpapar Covid-19, Pemkab Jombang menambah ruang isolasi. Tambahan ruang isolasi untuk pasien yang terpapar Covid-19 tersebut bertempat di Gedung Tenis Indoor yang lokasinya berdekatan dengan rumah isolasi sebelumnya, yakni di gedung Laboratorium Stikes Pemkab Jombang.

Bupati Jombang Mundjidah Wahab saat meninjau persiapan gedung tersebut menjelaskan, bahwa ruang isolasi ini nantinya hanya untuk menampung pasien yang reaktif hasil dari rapid test. Ini merupakan cadangan dari rumah isolasi di Stikes Pemkab Jombang.

“Di tenis indoor ini dipersiapkan dengan kapasitas sekitar 40 bed. Yang di Stikes Pemkab kan ada 57 orang yang menempati. Jadi kita persiapkan saja ya. Mudah-mudahan ini gak sampai ditempati. Yang di Stikes semoga cepat sembuh ya,” ucapnya, Jumat (12/6).

Bupati mengungkapkan, bahwa isolasi di tenis indoor ini dipergunakan untuk pasien reaktif. Jadi hasil rapid test kalau reaktif maka akan dibawa ke sini. Untuk fasilitas air di gedung ini juga sudah dipersiapkan oleh Pemkab Jombang. Belajar dari pengalaman di Stikes agar tidak terulang kembali.

“Untuk air sudah disiapkan, air di musala, di kamar mandi sudah keluar semua. Debit air insya Allah cukup. Kualitas air juga bagus, artinya jernih. Karena gedung ini sering digunakan,” terangnya.

Sementara itu, Direktur RSUD Jombang dr Pudji Umbaran mengatakan, untuk penanganan pasien sesuai protokol yang dikeluarkan Kemenkes, bahwa pasien terdampak Covid-19 yang positif dari swab langsung dilakukan penanganan.

“Kalau mereka sakit kita lakukan pengobatan di rumah sakit rujukan maupun penyangga. Kalau sehat, boleh kemudian ditaruh di rumah isolasi yang sudah ditetapkan oleh kepala daerah,” ujarnya.

Masih menurut pemaparan  Pudji, kalau di rumah sakit tetap diberikan obat-obatan sesuai standar yang telah ditetapkan Kemenkes, seperti anti virus, klorokuin dan vitamin C karena untuk suporting gizi.

“Kemudian aktivitas yang kita berikan kepada mereka untuk tetap bisa menjaga kondisi menjadi fit. Itu yang kita harapkan. Semoga pasien yang terkonfirm segera sembuh dan hasil swab dinyatakan negatif,” terangnya.

Sedangkan untuk pasien yang sudah berada di Stikes, tidak perlu menggunakan treatment medika mentosa seperti di rumah sakit. Mereka lebih di-support dengan pemberian vitamin dan gizi yang tercukupi, makan minum setiap harinya.

“Termasuk gerak badan mereka kita support dengan alat olah raga, agar mereka tetap kondisi prima dalam menjalani masa isolasi sampai hasil swab negatif,” pungkas Pudji.(aan/rd)