Gibran Batal Hadiri Kampanye di Kediri,  Benarkah Kediri Wingit? Salah Masuk Bisa Bahaya?

Budayawan Kediri, Imam Mubarok, menduga batalnya Gibran untuk berkampanye di Kediri karena atas saran dari tim spiritualnya atau karena memang ada kepentingan lain.

Gibran Batal Hadiri Kampanye di Kediri,  Benarkah Kediri Wingit? Salah Masuk Bisa Bahaya?
Imam Mubarok, budayawan Kediri yang juga Ketua DK4. Foto: Muji Harjita/HARIAN BANGSA

Kediri, HB.net - Cawapres RI 02, Gibran Rakabuming Raka, batal hadir di Kediri untuk menghadiri kampanye akbar di Lapangan Ngronggo, Kota Kediri, Senin (5/2/2024).  Padahal jauh-jauh hari rencana kedatangan cawapres yang juga putra Presiden Jokowi tersebut sudah disosialisasikan kepada masyarakat. Benarkah Kediri wingit? Salah masuk ke Kediri bisa bahaya akibatnya?

Budayawan Kediri, Imam Mubarok, menduga batalnya Gibran untuk berkampanye di Kediri karena atas saran dari tim spiritualnya atau karena memang ada kepentingan lain.

“Sebagai warga Kediri, sebenarnya kami sangat welcome dan mempersilahkan para Capres dan Cawapres pada pemilu 2024 untuk datang ke Kediri," katanya, Senin (5/2/2024).

Namun, lanjutnya, kebanyakan memang tidak berani dan ada yang berani datang, tapi dibatalkan. Kalau alasan kewingitan Kediri, sebenarnya ini bisa diatasi, seperti masuknya darimana, adabnya bagaimana dan apa yang harus dimiliki ketika masuk Kediri.

”Saya sudah riset dan melakukan kajian dari naskah-naskah kuno mulai penyerangan Majapahit dan pasukan Tar Tar kepada Jayakatwang di tahun 1294. Jayakatwang yang juga Raja Gelang Gelang berkuasa di Kediri cuman 8 bulan setelah mengalahkan Raja Kertanegara, " ujar dosen di Fakultas Dakwah Universitas Islam Tribakti Lirboyo yang akrab dipanggil Barok ini.

Dijelaskan Gus Barok, Sunan Bonang saat berdakwah ke Kediri, arah masuknya juga pada titik tertentu. Saat terjadi penyerangan Amangkurat II kepada Trunojoyo saat di. Kediri, berakhir dengan kekalahan Trunojoyo.

"Selain itu, agar tidak mengalami hal-hal yang tidak diinginkan ketika datang ke Kediri, juga harus memegang  pusaka Kediri dan juga mau melakukan sowan kepada Syekh Wasil, yang makamnya berada di Komplek Makam Setonogedong,” tambah Ketua Dewan Kesenian Kediri ini.

Ditanya dimanakah tempat memulai masuk Kediri, Gus Barok masih bungkam?

”Ini belum saya buka, ada tata laksana yang harus diketahui dan tidak sembarang dilakukan dan ngawur,” ungkapnya.

Masih menurut Gus Barok, wingitnya Kediri bagi para pejabat negara dimulai adanya gugon tuhon (cerita folklor yang diwariskan secara turun temurun dan dipercayai) yang menyebutkan Raja Kalingga Selatan yang berkududukan di Keling Kepung Kediri membuat sebuah aturan siapa yang masuk wilayahnya dan tidak bersih maka dia akan tumbang/kalah.

Berdasarkan apa yang ia dapatkan dan berdasarkan kitab kuno yakni Kalingga Darmasastra yang terdiri dari 119 pasal. Kitab ini kemudian diadopsi oleh Singasari menjadi Kitab Purwadigama  Dharmasastra  yang terdiri dari 174 pasal dan terakhir diadopsi oleh Majapahit dengan Kitab Kutara Manawa Dharmasastra terdiri dari 272 pasal .

"Jadi sekali lagi wingitnya Kediri ini adalah kepercayaan yang dipercayai masyarakat Kediri lain -lain Wallahu’alam,” pungkasnya. Seperti diketahui, pejabat negara seperti Presiden atau Wakil Presiden serta pejabat lain, selalu menghidari untuk datang ke Kediri. Karena ada keyakinan, bila para pejabat itu datang, maka tidak lama kemudian sang pejabat itu akan lengser dengan tidak enak.  Contohnya Mantan Presiden Habibie, Gus Dur dan beberapa pejabat lainnya.  Lain bila sang pejabat itu sudah pensiun atau tidak menjabat lagi. Seperti kedatangan mantan Presiden SBY yang beberapa waktu lalu datang ke Kediri. (uji/ns)