JNE Ngajak Online, Ajak Seller di Surabaya Berkolaborasi

JNE kembali menggelar JNE Ngajak Online untuk seller atau pelaku UMKM di Surabaya.

JNE Ngajak Online, Ajak Seller di Surabaya Berkolaborasi
Kegiatan JNE Ngajak Ngobrol bersama pelaku UMKM Surabaya.

Surabaya, HARIANBANGSA.net - JNE kembali menggelar JNE Ngajak Online untuk seller atau pelaku UMKM di Surabaya. Melalui acara ini, JNE menyediakan wadah bagi para pelaku usaha untuk berbagi insight terkait pemasaran digital di era pandemi.

Branch Manager JNE Surabaya Ninil Indrasari mengatakan, JNE mengajak para seller atau pelaku UMKM untuk berkolaborasi. Menurutnya, JNE tetap menciptakan pekerjaan, yakni bermitra untuk seller online. Membekali mereka dengan workshop dan mengamati hasilnya.

"Selanjutnya men-support mereka dengan memberikan free pick-up di Surabaya dan sekitarnya. Ada juga untuk JLC, yakni voucher dan ragam hadiah. Mereka dijembatani oleh komunitas, ini zaman untuk berkolaborasi. Ketika ingin berkolaborasi teman-teman datang ke cabang Surabaya. Nanti kita akan follow-up," katanya, Selasa (14/6).

Ia menegaskan, untuk pelaku UMKM harus optimis dan bisa bertumbuh dan berkembang. Apalagi dengan kehadiran anak muda, bisnis bisa bertumbuh dengan baik karena kemampuan adapsi yang baik bisa dilakukan anak muda.

"Pandemi ada positif, ada oportunity dan tantangan luar biasa. Dengan kondisi ini JNE harus survive. Kita tetap melakukan poin untuk perbaikan dari semua lini departemen. Untuk mengakomodir pasar karena itu konsen dari kami," jelasnya.

Owner Private Footwear Store Krisnayanti  mengatakan, pandemi dituntut menciptakan kolaborasi dengan brand. Ambil dari situasi pandemi kemarin punya banyak cara untuk bertahan. Tidak melulu tentang sales atau penjualan meski bisnis yang dibutuhkan uang tetapi bisa membuat pondasi yang kuat.

"Seperti sharing ke expert, itu bisa membuat kita menciptakan ide yang inovatif dan adaptif. Sehingga bisa melebarkan sayap," ujar pengusaha sepatu tersebut.

Owner Anake Wayan Ameni Sukses Kadek Dedy Andriyanto mengatakan, bisnis kuliner yang dibuat sejak 2014 lalu diyakini harus terus berinovasi agar tetap tumbuh. Tentunya harus membaca pasar.

"Pertama saya jual pastel abon dan laris sampai pandemic. Yang kita pikir akan turun ternyata penjualannya naik. Selanjutnya, kita buat frozen saat zamannya makanan ini dan kita ada peningkatan. Saat ini kita juga berinovasi dengan membuat sate. Kita jual secara online," jelas Kadek.

Dia mengucapkan alhamdulillah dapat berjalan dengan baik program kolaborasi ini. Setidaknya bisa memberikan insight. “Jadi apa yang bisa kita suport akan dilakukan. Kami sangat terbuka bila ada pertanyaan, co branding atau kolaborasi," tambah Ninil. (diy/rd)