KBI Dorong Pemanfaatan Resi Gudang Jelang Panen Padi

KBI Dorong Pemanfaatan Resi Gudang Jelang Panen Padi
Dengan memanfaatkan resi gudang, stabilitas harga komoditas akan lebih terjaga.

Jakarta, HARIAN BANGSA.net - PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) mendorong para petani pemilik komoditas gabah untuk memanfaatkan Sistem Resi Gudang. Hal ini melihat kecenderungan turunnya harga gabah saat panen.

Seperti diketahui, bulan Maret-April 2021 ini akan ada menjadi musim panen padi di beberapa daerah. Dengan memanfaatkan resi gudang, stabilitas harga komoditas akan lebih terjaga. Pada akhirnya akan memberikan kesejahteraan bagi para petani.

Hal tersebut disampaikan Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) Fajar Wibhiyadi melalui keterangan tertulisnya kepada media, Rabu (3/3).

Data dari Biro Pusat Statistik menyebutkan, potensi panen periode Januari-April 2021 diperkirakan mencapai 14,54 juta ton beras atau mengalami kenaikan sebesar 3,08 juta ton (26,84 persen), dibandingkan dengan produksi beras pada periode yang sama tahun 2020 sebesar 11,46 juta ton.

Adapun potensi luas panen padi pada periode Januari-April 2021 tersebut mencapai 4,86 juta hektare atau mengalami kenaikan sekitar 1,02 juta hektare (26,53 persen) dibandingkan periode Januari-April 2020, yaitu sebesar 3,84 juta hektar.

Terkait pemanfaatan resi gudang, Kepala Biro Pembinaan dan Pengawasan Sistem Resi Gudang dan Pasar Lelang Komoditas, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Widiastuti mengatakan, pihaknya sebagai otoritas terkait Sistem Resi Gudang akan terus melakukan sosialiasi kepada masyarakat tentang manfaat dari pemanfaatannya.

“Salah satu manfaat dari resi gudang adalah untuk menjaga kestabilan harga. Ini tentunya sangat membantu para petani dan pemilik komoditas untuk menjaga nilai dari komoditas yang mereka miliki. Dengan memanfaatkan resi gudang, harapannya tentu adalah turut meningkatnya kesejahteraan para petani dan pemilik komoditas,” ungkap Widiastuti.

Saat ini pemanfaatan resi gudang khususnya untuk komoditas pertanian seperti gabah dan beras masih perlu untuk terus ditingkatkan dan diperluas. Sehingga peran SRG sebagai instrumen pemberdayaan pelaku usaha pertanian dapat lebih banyak dirasakan oleh pelaku usaha pertanian, khususnya petani dan UMKM.

Fajar Wibhiyadi menambahkan, sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang, tentunya KBI juga memberikan kemudahan bagi para pemilik komoditas untuk melakukan registrasi. Salah satunya adalah dengan menyiapkan aplikasi registrasi, yaitu Is-Ware Next Gen.

“Dengan aplikasi yang berbasis blockchain dan smart contract ini, menjadikan proses registrasi akan menjadi lebih mudah dan aman,” kata Fajar.

Terkait pemanfaatan Resi Gudang untuk komoditas gabah, data dari KBI menyebutkan, sepanjang tahun 2020 telah diregistrasikan RG gabah sebanyak 251 RG, dengan nilai pembiayaan sebesar Rp 13,5 miliar.(rd)