Kelompok Tani Kelurahan Made Gelar Panen Raya Padi

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) menggelar panen raya padi, bersama kelompok tani Kelurahan Made, Kecamatan Sambikerep, Sabtu (16/3).

Kelompok Tani Kelurahan Made Gelar Panen Raya Padi
Kepala DKPP Kota Surabaya Antiek Sugiharti saat ikut panen raya padi bersama Kelompok Tani Mulyo Kelurahan Made.

Surabaya, HARIANBANGSA.net - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) menggelar panen raya padi, bersama kelompok tani Kelurahan Made, Kecamatan Sambikerep, Sabtu (16/3). Selain padi, para kelompok tani di wilayah Kelurahan Made juga panen cabai dan kacang panjang.

Kepala DKPP Kota Surabaya Antiek Sugiharti mengatakan, panen padi kali ini cukup memuaskan dan menguntungkan para kelompok tani di Kelurahan Made. Karena tanah seluas 0,9 hektare tersebut menghasilkan sekitar 3 ton padi.

“Panen padi ini upaya kita untuk menekan harga beras, jadi kebetulan kelompok tani Sendang Biru yang ada di Kecamatan Sambikerep hari ini panen padi jenis premium, Ir 64. Juga bersamaan dengan panen cabai dan kacang panjang,” kata Antiek.

Ia menjelaskan, panen raya kali ini bersamaan dengan panen cabai dan kacang panjang, karena menggunakan pola tanam tumpangsari. Pola tanam tumpangsari ini, bertujuan untuk menghindari adanya serangan hama terhadap tanaman cabai dan padi.

Antiek menjelaskan, pola tanam tumpangsari itu diterapkan oleh empat kelompok tani di wilayah Kelurahan Made. Dengan cara seperti ini, maka padi yang dihasilkan berkualitas baik dan melimpah.

Ia menyebutkan, panen padi di Kelurahan Made pada tahun 2024, baru dipanen sekali ini. Sedangkan cabai, sudah kelima kalinya, dan kacang panjang hampir 12 kali panen. “Setahun (panen padi) tiga kali. Itu kalau nggak hujan,” sebutnya.

Ia menambahkan, tanam padi yang dilakukan oleh empat kelompok di wilayah Kelurahan Made adalah salah satu cara Pemkot Surabaya menekan laju inflasi. Menurutnya, jika di satu wilayah kampung bisa memenuhi kebutuhan pangan dalam setahun, maka akan membeli bahan pangan dari luar atau pasar.

Ketua Kelompok Tani Mulyo Suliono mengatakan, warga di Kelurahan Made sangat terbantu dengan adanya panen raya ini. Sebab, kebutuhan beras di wilayah Kelurahan Made sudah tercukupi hingga setahun ke depan.

“Selain itu kan gotong royong warga di sini setiap tahunnya kan ada. Kadang ketika ada hajatan itu masing-masing warga ada yang menyumbang beras, kadang ada beras satu kilo itu pun nggak habis, karena warga di sini itu rukun dan gotong royongnya yang kuat,” kata Suliono.

Suliono mengungkapkan, bahkan ketika ada kenaikan harga beras, warga di wilayah Kelurahan tidak pernah sampai panic buying. Hal itu disebabkan hasil panen dari kelompok tani di kawasan ini sudah cukup memuaskan.

Suliono berharap, ke depannya pemkot bisa memberikan peralatan yang lebih canggih lain agar panen yang dihasilkan bisa lebih maksimal. Misalnya, lanjut Suliono, ada bantuan alat drone spray untuk mempercepat kerja para kelompok tani.

“Itu kan salah satu teknologi baru yang sangat perlu dikembangkan di sini. Mengingat kecepatan serangan OPT (organisme pengganggu tanaman) dengan penanganan, kalau dengan alat itu (drone spray) lebih cepat, satu hektar bisa cuma 20-30 menit,” pungkasnya. (ari/rd)