Kisah Rektor UINSA Saat Nyantri di Madrasatul Alsun Sidoarjo

Keluarga besar dan alumni Yayasan Pendidikan Madrasatul Alsun menggelar silaturahmi di gedung madrasah setempat, di Jalan Mayjen Sungkono, Pucang, Sidoarjo, Sabtu (18/6).

Kisah Rektor UINSA Saat Nyantri di Madrasatul Alsun Sidoarjo
Prof Akhmad Muzakki menghadiri silaturahmi di Madrasatul Alsun, Sabtu (18/6).

Sidoarjo, HARIANBANGSA.net - Keluarga besar dan alumni Yayasan Pendidikan Madrasatul Alsun menggelar silaturahmi di gedung madrasah setempat, di Jalan Mayjen Sungkono, Pucang, Sidoarjo, Sabtu (18/6).

Silaturahmi ini dihadiri oleh Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Prof Akhmad Muzakki yang merupakan alumni santri dari Pusat Pembelajaran Bahasa Arab dan Kajian Islam di Sidoarjo tersebut.

Silaturahmi memang digelar Yayasan Pendidikan Madrasatul Alsun untuk memberikan ucapan selamat dan tasyakuran atas terpilihnya Prof Muzakki sebagai rektor UINSA Surabaya periode 2022-2026.

Akmad Muzakki yang juga wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2022-2027 ini menceritakan sekelumit kisahnya saat belajar di Madrasatul Alsun.

Dalam sambutannya,  Akhmad Muzakki menceritakan, dirinya mengikuti dengan tekun pembelajaran yang disampaikan oleh Pengasuh Madrasatul Alsun, KH Mohammmad Naser Abdurrahman. Sebab materi bahasa Arab yang disampaikan itu sudah setara dengan materi kuliah program doktoral atau S3.

“Dulu saya waktu seumuran kelas 2 SMA sudah diajari materi yang cukup tinggi. Kalau sekarang sudah setara materi perkuliahan S3.  Sentuhan akademik pertama dari Mbah Dung (KH Mohammad Naser Abdur Rahman) inilah yang bisa membawa saya seperti saat ini (rektor UINSA),” ucap Akhmad Muzakki seraya menitikkan air mata.

Peraih Ph.D dari The University of Queensland Australia ini mengaku, saat belajar di Madrasatul Alsun yang diasuh oleh KH Mohammad Naser Abdurrahman ini, materi yang disampaikan pada hari tersebut benar-benar harus dipahami dengan cepat. Sebab, besoknya sudah diberikan materi yang berbeda. kalau tidak cepat paham, maka akan ketinggalan.

“Sehingga ketika saya kuliah S1 di IAIN Sunan Ampel Surabaya, serasa semua mata kuliah sudah saya hafal. Bahkan, cara mengajar saya sampai hari ini masih dipengaruhi saat menjadi santri di sini (Madrasatul Alsun),” cetus pria kelahiran Sidoarjo, 9 Februari 1974 ini.

Di hadapan para santri dan alumni Madrasatul Alsun, pria yang meraih gelar guru besar pada tahun 2015 lalu, juga menceritakan perjalanan hidupnya hingga menjadi rektor UINSA.

Akhmad Muzakki mengaku sebenarnya tidak berminat untuk menjadi rektor. Bahkan, ia baru menyiapkan berkas pendaftaran H-1 penutupan.

“Saya sebenarnya tidak berminat menjadi rektor. Tapi karena sudah mendapat perintah dan amanah dari kiai sepuh, mau tidak mau saya harus mengikuti. Dan alhamdulillah bisa terpilih,” jelas sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur ini.

Sementara itu, Pengasuh Madrasatul Alsun Sidoarjo KH Mohammad Naser Abdurrahman menyampaikan bahwa Akhmad Muzakki dulu termasuk santri yang rajin dan gigih dibandingkan teman-teman semasanya.

“Meski ada hujan, teman-temannya tidak masuk, dia tetap hadir. Dia sangat gigih membaca buku, ya menulis. Jadi tidak gampang. Perlu kerja keras. Makanya saya adakan kegiatan silaturrahmi ini agar bisa dijadikan contoh sama santri-santri di sini,” cetus KH Mohammad Naser Abdurrahman.  (sta/rd)