Kunjungi 3 Bersaudara Warga Miskin di Pekelingan, Wabup Gresik Sebutkan Sejumlah Program

Khamim sendiri sudah lama menderita penyakit stroke, dengan kondisi badan kurus dan tak bisa jalan.Kedua matanya juga tak bisa melihat kena katarak.

Kunjungi 3 Bersaudara Warga Miskin di Pekelingan,  Wabup Gresik Sebutkan Sejumlah Program
Wabup Bu Min bersama Ketua Komunitas Wartawan Gresik (KWG), M.Syuhud Almanfaluty, dan anggota saat berkunjung ke rumah warga kurang beruntung.SYUHUD/HB.

Gresik, HB.net - Wabup Gresik, Aminatun Habibah, mengunjungi rumah 3 bersaudara warga kurang beruntung (miskin), di Jalan KH.Kholil 10-A/23, di Kelurahan Pekelingan, Kecamatan Gresik, Jumat (18/2/2022).

Ketiga bersaudara itu, Siti Chotijah (55),  Waras (65), dan Khamim (62). Mereka tinggal bertiga di rumah sempit ukuran 2 x 9  meter. Rumah hasil program bedah rumah pada tahun 2015 berada di gang sempit.

Khamim sendiri sudah lama menderita penyakit stroke, dengan kondisi badan kurus dan tak bisa jalan.Kedua matanya juga tak bisa melihat kena katarak. Ia hanya tergolek di atas tempat tidur busa diletakkan di lantai dengan alas kardus. Sementara Waras juga sering sakit-sakitan dan sudah bertahun-tahun tidak bekerja.

Wabup datang didampingi Lurah Pekelingan Muslih, Sekretaris Kelurahan Masykur dan sejumlah perangkatnya. Wabup kemudian berbincang dengan tiga bersaudara tersebut. Wabup menanyakan tiga bersaudara tersebut telah menerima bantuan apa saja sebagai keluarga kurang beruntung.

Pada kesempatan ini Wabup juga memberikan semangat dan motivasi kepada ketiga bersaudara.

"Pemerintah akan berupaya maksimal untuk membantu. Seperti mengupayakan program bantuan yang belum dapat seperti program keluarga harapan (PKH)," ucap Wabup kepada ketiga bersaudara.

Wabup sebelum mengakhiri kunjungan, memberikan bantuan sembilan bahan pokok (sembako), dan sejumlah uang. Khamim menyatakan, dirinya sudah puluhan tahun  tidak bekerja karena kondisi fisik yang sakit-sakitan. Sehingga, tak bisa lagi menafkahi kedua saudaranya.

"Sudah puluhan tahun tak bekerja karena sakit. Saya dulu pernah bekerja sebagai penyikat kopiah di Kelurahan Kroman. Lantas berhenti saat kena penyakit ambien," ucapnnya saat dikonfirmasi HARIAN BANGSA.

"Kondisi kedua mata saya juga sakit (katarak). Satunya sudah dioperasi," imbuhnya.

Khamin mengaku belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah seperti PKH, dan bantuan pangan non tunai (BPNT) meski sudah mengajukan.

"Sudah lama ajukan lewat kelurahan tapi sampai sekarang belum dapat," ungkapnya.

Ia mengaku sejauh ini bantuan yang diterimanya selama hampir setahun berjalan adalah dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas)  Gresik Rp 200 ribu perbulan.

"Baru-baru ini kami juga mendapatkan bantuan jaring pengaman sosial (JPS) dampak covid selama 3 bulan masing-masing Rp 600 ribu," terangnya.

"Alhamdulillah, kami juga mendapatkan program BPJS untuk berobat gratis. Untuk listrik dan air, saya nunut (ikut) dibantu tetangga," terangnya.

Sementara Wabup Bu Min  menyatakan, kedatangannya ke rumah keluarga Khamim untuk mengunjungi dan bersilaturahim sebagai bentuk kehadiran pemerintah.

"Kedatangan kami untuk bersilaturahmi, berkunjung ke rumah warga kami," ucap wabup.

Wabup menyatakan, bahwa terkait pengakuan Khamim belum terima PKH, bahwa secara aturan Khamim dan saudara-saudaranya tak memenuhi syarat, misal tak memiliki anak.

"Sehingga, tak memenuhi syarat untuk mendapatkan PKH," tegasnya.

Namun demikian, tambah wabup, pemerintah tak tinggal diam. Pemerintah akan hadir, dan terus mengupayakan maksimal agar Khamim dan saudaranya mendapatkan bantuan program pemerintah seperti PKH.

Wabup Bu Min saat memberikan bantuan kepada tiga bersaudara warga kurang beruntung di Kelurahan Pakelingan, Kc. Gresik.SYUHUD/HB.

"Nanti kita masukkan program PKH inklusif Pak Bupati. PHK para orang tua, para manula," jelasnya.

Menurut wabup, pemerintah saat ini memiliki sejumlah program terobosan untuk mengurangi angka kemiskinan, dengan melibatkan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD).

Ia kemudian mencontohkan, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) melalui program bedah rumah. Kemudian, melalui Dinas Koperasi, UKM, dan Perindag dengan pelatihan, dan lainnya.

"Kami terus melakukan upaya untuk pengentasan kemiskinan. Target kami turun di 2022 tinggal 10  persen," katanya.

Pada kesempatan ini, wabup juga mengungkapkan bahwa masih tingginya angka kemiskinan di Gresik, salah satunya tingginya upah minimum kabupaten (UMK), dan banyak masyarakat yang tak memiliki kemampuan untuk daya beli kebutuhan yang terbilang lebih mahal dari daerah lain.

"Jujur kalau kemiskinan tinggi, masih tinggi daerah lain jika dilihat dari kemampuan masyarakat seperti daerah tetangga Lamongan, dan sejumlah daerah lain," pungkasnya. (hud/ns)