Panen Klengkeng di Tuban, Gubenrur Puji Sistem Tumpang Sari Triple Cropping

Khofifah menjelaskan bahwa sistem tumpang sari yang dilakukan di kebun ini menggunakan teknik tripple cropping yakni selain klengkeng, adapula tanaman cabai serta budidaya madu atau ternak lebah.

Panen Klengkeng di Tuban, Gubenrur Puji Sistem Tumpang Sari Triple Cropping

Tuban, HB.net - Gubernur Khofifah juga melakukan panen klengkeng di Kebun Klengkeng milik Kelompok Tani Ngudi Tirto Makmur di Desa Sugihan, Kecamatan Merakurak. Gubernur memuji sistem pertanian tumpang sari (tripple cropping) yang dilakukan di kebun klengkeng tersebut. Tumpang sari adalah suatu bentuk pertanaman campuran berupa pelibatan dua jenis atau lebih tanaman pada satu areal lahan tanam dalam waktu yang bersamaan.

Khofifah menjelaskan bahwa sistem tumpang sari yang dilakukan di kebun ini menggunakan teknik tripple cropping yakni selain klengkeng, adapula tanaman cabai serta budidaya madu atau ternak lebah. Hal ini mampu menjadi daya tarik bagi agrowisata khususnya di pedesaan. Bahkan diharapkan bisa menjadi referensi bagi daerah lain.

“Potensi tumpang sari antara klengkeng, cabai dan madu ini sangat luar biasa. Ini jadi daya tarik bagi agrowisata pedesaan 6ang sangat edukatif  dan pastinya ini mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar terutama para petani,” kata Khofifah, Selasa (1/2).

“Bahwa profit dari sistem tumpangsari disini baik klengkeng, cabai dan madu ini bisa menjadi referensi bagi daerah lain. Bagaimana peningkatan kesejahteraan masyarakat berbasis desa ini juga bisa dirintis sebagai desa wisata berbasis agro,” imbuh dia.

Khofifah menuturkan, varietas kelengkeng yang ditanam di Desa Sugihan ini adalah jenis kateki. Dan ini merupakan salah satu varietas klengkeng terbaik dan pasarnya sangat besar.

“Ditambah di sini telah memakai net atau jaring yang menutupi area atas kebun. Jadi tidak perlu dibrongsong lagi di setiap pohon. Dan ini menjadi lebih efisien lagi. Serta menghemat tenaga dan waktu sekaligus melindungi dari hama kelelawar atau burung,” jelasnya.

“Subsidi bunga ini berasal dari APBD Pemprov Jatim. Jadi kredit Rp 10 juta tapi bunganya hanya 3 persen  per tahun karena disubsidi oleh Pemprov. Dan kami harapkan ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pelaku UMKM kita khususnya kategori ultra mikro dan mikro,” katanya.

Sementara itu, Wiyono, ketua kelompok  petani klengkeng di Kelompok Tani ini mengatakan bahwa pemerintah baik Pemkab Tuban maupun Pemprov Jatim terus memberikan perhatian dalam pengembangan budidaya klengkeng ini. Dirinya berharap, perhatian dari pemerintah ini mampu meningkatkan produksi klengkeng di daerah ini.

“Terimakasih dukungan dan perhatian baik dari Ibu Gubernur Jatim maupun Pak Bupati Tuban. Harapan kami kebun klengkeng di desa ini terus berkembang dan hasilnya terus meningkat,” pungkasnya.

Sebagai informasi, luas kebun kelengkeng ini sendiri kurang lebih 50 hektar dengan jumlah pohon 5.000 - 6.000 pohon. Dalam setahun, pohon klengkeng ini secara bergantian  3-4 kali panen dimana satu pohon sekali panen mampu menghasilkan buah klengkeng sebanyak antara 50-60 kg klengkeng setara dengan 1-2 juta rupiah.

Dalam kunjungan ini Gubernur Khofifah didampingi oleh Bupati Tuban, Dandim, Kapolres, Kadis Perindag, Kadis Pertanian, Kadis Perkebunan, Ka. Bakorwil Bojonegoro serta Karo Perekonomian. (dev/wan/ns)