Pimpinan Kongres Pemuda II 1928, Sugondo Dinilai Layak jadi Pahlawan

"Hari ini pergerakan transformasi sangat cepat, sehingga para pemuda perlu inovasi dan kreativitas demi kemajuan bersama," kata Khofifah kepada wartawan.

Pimpinan Kongres Pemuda II 1928, Sugondo Dinilai Layak jadi Pahlawan

Tuban, HB.net - Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggelar upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-93 di Alun-alun Kabupaten Tuban, Kamis (28/10). Seusai menjadi pembina upacara, Khofifah menyerukan dan mengajak pemuda agar selalu inovasi dan kreativitas.

"Hari ini pergerakan transformasi sangat cepat, sehingga para pemuda perlu inovasi dan kreativitas demi kemajuan bersama," kata Khofifah kepada wartawan.

Menurutnya, mengingat pergerakan transformasi digital yang mejadi sangat cepat. Sehingga perlu membutuhkan inovasi dan kreativitas untuk bisa membangun percepatan kemajuan bersama. Selain itu, bisa membangun kemandirian, dan membangun karakter.

"Pemuda harus inovasi dan kreativitas, karena ini sangat penting demi kemajuan bangsa," tuturnya.

Di sisi lain, momen hari sumpah pemuda ini masyarakat Jawa Timur, khususnya Tuban sebaiknya tak lupa pada sosok Sugondo Djodjopuspito. Pasalnya, ia merupakan pemimpin kongres Pemuda yang menjadikan lahirnya ikrar sumpah pemuda dan asli kelahiran Tuban.

"Kita sengaja memilih Tuban untuk mengingatkan kembali bahwa sidang kongres Sumpah Pemuda dipimpin putra kelahiran Tuban yaitu Sugindo Djodjopuspito," tamnahnya.

Mantan Mensos RI tersebut menambahkan, Sugondo Djodjopuspito sendiri lahir 22 Februari 1905 di Kabupaten Tuban. Ia sangat luar biasa dalam memimpin jalannya sidang tidak mengedepankan ego kedaerahan tapi sudah berbicara Pemuda Indonesia secara keseluruhan.

"Tarikan sejarah Sumpah Pemuda ini mengajarkan kita betapa pentingnya persatuan untuk mengukuhkan kemajuan bangsa Indonesia," terangnya.

Melihat kiprah yang luar biasa, maka Khofifah menyarankan agar Pemkab Tuban mengusulkan Sugondo Djodjopuspito untuk menjadi calon pahlawan nasional. Sugondo dinilai layak menjadi Pahlawan Nasional. Saat ini tokoh pergerakan Pemuda itu dimakamkan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kemudian, pemerintah DIY pernah mengajukan hal serupa. Namun, masih terdapat kekurangan dokumen, sehingga belum memenuhi persyaratan sebagai pahlawan nasional.

"Silahkan Pemkab Tuban mengajukan pak Sugondo melalui Pemprov untuk dilanjutkan ke pemerintah pusat," pungkasnya.

“Jadi sebetulnya sudah  pernah diajukan oleh pemerintah provinsi DIY karena makam beliau di Yogya tapi dalam catatan yang sampai ke saya ada dokumennya yang belum lengkap. Jadi mohon berkas pengajuan segera  diajukan oleh Pemkab Tuban dan dilengkapi kemudian diteruskan ke provinsi untuk segera diajukan ke dewan gelar nasional,” kata Khofifah.

Khofifah mengatakan, selain sebagai tokoh aktif Perhimpunan Pelajar- Pelajar Indonesia (PPPI), Soegondo Djojopoespito merupakan putra Jawa Timur yang mengambil peranan penting atau memberi inspirasi terhadap peristiwa Sumpah Pemuda sampai berhasil diikrarkan.

“Atas perjuangan tersebut, sudah sepatutnya kita mengusulkan beliau menjadi pahlawan nasional,” ungkapnya.

Sementara itu, dalam momen peringatan Sumpah Pemuda ini Khofifah mengajak segenap kaum muda Jawa Timur untuk memperkuat solidaritas dan kebersamaan untuk bangkit dari pandemi Covid-19. Dalam momen Sumpah Pemuda ini, ia meyakini  tumbuhnya solidaritas terutama dari generasi millenial merupakan modal yang sangat baik untuk bangkit dari pandemi.

“Pandemi Covid-19 memberikan pelajaran besar tentang solidaritas. Tumbuh masyarakat empatik dengan berbagai inisiatif saling membantu antar sesama. Di dalam gerakan itu banyak anak muda yang turut berpartisipasi untuk saling membantu. Kita melihat kebangkitan semangat gotong royong yang sesungguhnya memang selama ini menjadi nilai-nilai bangsa Indonesia,” katanya.

Menurutnya, penguatan solidaritas dan kebersamaan itu penting mengingat saat ini adalah era teknologi digital, dimana tantangan yang dihadapi adalah individualisme. Hampir semua bidang kehidupan kini bertumpu pada pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Anak muda yang tumbuh bersama dan memiliki penguasaan TIK telah terbukti lebih mampu beradaptasi dengan tatanan kehidupan baru. Bahkan mereka mampu menghasilkan karya dan inovasi yang bermanfaat. (wan/dev/lan)