DPN HKTI LAntik Arum Sabil Jadi Ketuai HKTI Jatim

DPN HKTI LAntik Arum Sabil Jadi Ketuai HKTI Jatim

Surabaya, HB.net - Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Fadli Zon, secara resmi melantik kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) HKTI Jawa Timur periode 2024-2029 di Hotel Vasa Surabaya, Rabu (2/10/2024).

 

Pelantikan ini menandai era baru dalam kepemimpinan HKTI Jatim, dengan Arum Sabil terpilih sebagai Ketua DPD, Khofifah Indar Parawansa sebagai Ketua Dewan Penasihat, dan Prof Ir Achmad Subagjo dari Universitas Jember sebagai Ketua Dewan Pakar.

 

Ketua Dewan Pembina DPD HKTI Jatim, Khofifah Indar Parawansa mendorong gerakan kembali ke Desa, agar anak anak muda tidak lagi gengsi untuk bertani, dan tidak berbondong bondong ke Kota.

 

"Yang memungkinkan bisa menahan anak-anak muda tidak ke kota, karena mereka sudah bisa mendapatkan income. Jadi ibaratnya mereka bergerak di desa tapi rezeki kota kira-kira begitulah ini bisa diinisiasi oleh kita bersama terutama oleh HKTI," ucapnya.

 

Dalam sambutannya, Fadli Zon menekankan peran strategis HKTI Jatim dalam mendukung kemajuan sektor pertanian di provinsi ini. Ia menyatakan harapan agar di bawah kepemimpinan Arum Sabil, HKTI Jatim dapat menjadi motor penggerak utama bagi kesejahteraan petani di wilayah tersebut.

 

"Abah Arum Sabil sudah dikenal luas, termasuk oleh Pak Prabowo. Kami berharap, Bunda Khofifah yang juga Ketua Dewan Pembina HKTI Jatim, bisa terus mengemban amanat untuk memajukan Jawa Timur. Pak Prabowo, sebagai Ketua Dewan Pembina DPN HKTI, menyampaikan salam hangat dan selamat atas pelantikan ini," ujar Fadli Zon.

 

Lebih lanjut, Fadli bercerita tentang perjalanan Prabowo Subianto di HKTI, di mana ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum DPN HKTI pada periode 2004-2015.

 

Sementara itu, Arum Sabil mengatakan, salah satu permasalahan pertanian di Jawa Timur adalah hasil panen yang melimpah tetapi tidak memiliki nilai jual yang baik. Sehingga, dalam hal ini diperlukan sinergi dengan berbagai pihak.

 

"Tidak punya nilai jual yang baik itu apakaha karena tidak efisien atau memang ada produk-produk yang masuk ke Indonesia itu dumpling, atau sengaja dijual murah, tapi ada by desain dibalik itu," ungkap Arum.

 

Oleh karena itu penting untuk melakukan proteksi dan promosi terhadap pertanian di Jawa Timur. Proteksi misalnya, bagaimana petani tidak terjebak pada pupuk atau pestisida palsu. Sementara promosi dilakukan dengan mengenalkan produk pertanian dan peternakan, bukan hanya kualitas yang bisa bersaing tapi juga sehat dikonsumsi. (dev/ns)