Residivis Sabu Tewas Tercebur Kali Usai Gagal Menjambret

Aksi penjambretan di sekitar Pasar Tugu Pahlawan, Surabaya, Minggu pagi (16/3 yang dilakukan oleh dua pelaku, berujung tragis.

Residivis Sabu Tewas Tercebur Kali Usai Gagal Menjambret
Petugas Damkar melakukan evakuasi terhadap tubuh pelaku yang terjun di sungai di Jalan Karet.

Surabaya, HARIANBANGSA.net - Aksi penjambretan di sekitar Pasar Tugu Pahlawan, Surabaya, Minggu pagi (16/3 yang dilakukan oleh dua pelaku, berujung tragis. Dua pelaku yang gagal menjalankan aksinya dikejar massa. Salah satu dari mereka tertangkap dan satu pelaku lainnya nekat terjun ke sungai dan tewas.

Kejadian bermula saat dua pelaku mencoba menjambret di kawasan Jalan Karet.  Namun, aksi mereka gagal dan langsung dihadang warga sekitar.  Salah satu pelaku bernama Samsul Arifin alias Ipin (50) warga Wonokusumo Bakhi Gg.1  berusaha melarikan diri dengan cara melompat ke sungai. 

Sedangkan pelaku lainya inisial RS juga warga Jalan Sawah Pulo akan melarikan diri mengunakan motor berhasil ditangkap warga. Karena geram warga menghakiminya. Beruntung  tidak lama petugas Polsek Bubutan ke lokasi datang.

Sedangkan pelaku yang kabur masuk ke sungai Jalan Karet diketahui tidak bisa menguasai diri. Hal ini diakibatkan terseret arus kali yang deras dan adanya pusaran air. Petugas pemadam kebakaran (damkar) Kota Surabaya menuju ke lokasi setelah menerima laporan.

Evakuasi dilakukan terhadap Ipin. Setelah berhasil dievakuasi, korban diseret tubuhnya ke tepian kali. Saat dilakukan pemeriksaan ternyata denyut nadi Ipin masih ada. Petugas pun mengirim pelaku ke IGD RSUD Soetomo untuk dilakukan pertolongan.

Tidak lama menjalani perawatan intensif di IGD RSUD Soetomo selama 30 menit, ternyata nyawa Ipin tidak bisa tertolong. Hal itu diungkapkan Kanit Lantas Polsek Bubutan AKP Budi Winarso. “Untuk pelaku yang berhasil diamankan warga telah kita tangkap. Sedangkan pelaku yang terjun ke sungai Sskitaran Jalan Karet dinyatakan tewas,” ujarnya, Minggu (16/3).

Ipin meninggalkan Tiga anak.  Anak pertama bernama Santi, warga sekitar PPI Kecamatan Krembangan. Anak kedua bernama Irvan warga Kalimas, dan anak ketiga adalah Dandi yang juga warga Kalimas.

Pelaku Samsul Arifin yang tewas tercebut merupakan residivis dari kasus narkoba. Dia pernah ditangkap oleh Polsek Gubeng bersamaan putra ketiganya, Dandi. Bukan hanya itu. Setelah tertangkap kasus narkotika, kembali Samsul Arifin tertangkap dengan kasus copet. Sedangkan Dandi juga tertangkap lagi kasus pencurian motor.

Hal itu diungkapkan oleh warga sekitar Jalan.Wonokusumo Bhakti Gg I. Beberapa warga dan istri ketua RT setempat memberikan keterangan, “Memang kelakuan Cak Ipin (Samsul Arifin) itu gak ada sadar-sadarnya. Setelah tertangkap oleh polisi karena kasus narkotika bersama putra ketiga, yaitu Dandi, lantas Ipin pindah rumah tinggal bersama Dandi di Kalimas Baru III,” cerita istri RT yang tidak berkenan disebut namanya.

Juga keterangan warga sekitar, yaitu Noto. Ia mengatakan, Ipin merupakan pelaku spesialis copet. “Jadi setelah Ipin tinggal serumah dengan Nanda ternyata aksi pencopetan semakin gencar dilakukan. Dia (Samsul Arifin) setelah tertangkap narkoba, juga pernah tertangkap kasus pencopetan. Baru satu kali masuk penjara kasus copet. Tapi sebelumnya berhasil mencopet di pasar-pasar, keramaian, dan tempat kerumunan orang banyak,” jelas Noto.

Noto juga menambahkan bahwa kedua pelaku dan anaknya tiap beraksi selalu mengunakan  masker. Hal itu bertujuan untuk menghilangkan ciri-ciri khusus yang ada di wajah para pelaku. “Jadi Samsul Arifin dan anaknya Nanda mempunyai ciri khusus, yaitu tahi lalat di hidung sisi kanan, sehingga bila mencopet atau berbuat kriminal selalu mengunakan masker,” tutupnya.(yan/rd)