Sistem Pengelolaan Sampah TPA Benowo Jadi Percontohan Pemerintah Pusat

Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan mengapresiasi inovasi sistem pengelolaan sampah menjadi energi listrik yang diterapkan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo, Surabaya.

Sistem Pengelolaan Sampah TPA Benowo Jadi Percontohan Pemerintah Pusat
Menko Pangan Zulkifli Hasan saat melakukan kunjungan di TPA Benowo.

Surabaya, HARIANBANGSA.net - Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan mengapresiasi inovasi sistem pengelolaan sampah menjadi energi listrik yang diterapkan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo, Surabaya. Hal tersebut diungkapkan Menko Pangan Zulkifli Hasan saat melakukan kunjungan di TPA Benowo pada Selasa (7/1).

Dalam kunjungannya, Menko Pangan Zulkifli Hasan didamping oleh Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Direktur Utama PT Sumber Organik Agus Nugroho Santoso.

Menurutnya, Kota Surabaya sudah berhasil menerapkan ekonomi sirkular, yaitu konsep yang bertujuan untuk mengatasi masalah sampah dengan cara mengembalikan sampah yang dihasilkan dari konsumsi ke dalam proses produksi. Sehingga, sistem pengelolaan sampah di TPA Benowo dapat diduplikasi di berbagai daerah sebagai langkah mendukung ketahanan energi nasional yang selaras dengan program Astacita Presiden Prabowo Subianto.

"Saya sengaja mencari di Indonesia, kota mana yang dapat dikategorikan masuk ekonomi sirkular. Saya mendapatkan jawaban satu-satunya di Kota Surabaya, terobosan tersebut sangat bagus untuk kita terapkan bersama," ujarnya usai melakukan kunjungan.

Menko Zulkifli Hasan mengatakan, sistem pengelolaan sampah menjadi energi listrik yang diterapkan Kota Pahlawan saat ini, dapat menjadi solusi permasalahan sampah diberbagai wilayah seiring dengan pertumbuhan penduduk.

"Saya kira ini solusi penyelesaian persoalan sampah dimana-mana. Karena ekonomi kita tumbuh, penduduk tambah banyak, tentu sampah juga bertambah. Dengan adanya sistem pengelolaan sampah menjadi energi listrik, kota akan menjadi bersih, disisi lain masyarakat tentu menjadi lebih sehat dan paling penting tidak mencemari air lingkungan dan lainnya," jelasnya Zulkifli Hasan.

Ditemui di tempat yang sama, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyampaikan, sistem pengelolaan sampah menjadi energi listrik di TPA Benowo sudah diakui oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan teknologinya sama dengan Singapura. Oleh karena itu, kunjungan Menko Pangan Zulkifli Hasan untuk memastikan sistem tersebut bisa diterapkan di seluruh wilayah Indonesia.

"Kunjungan Pak Menko Pangan untuk memastikan sistem pengelolaan sampah di sini bisa diterapkan di wilayah Indonesia untuk mengatasi masalah sampah. Karena Pak Menteri KLHK juga menyampaikan tidak boleh lagi pengelolaan sampah menggunakan open dumping tetapi harus berbasis teknologi," jelasnya.

Eri menjelaskan bahwa penerapan pengelolaan sampah menjadi energi listrik di TPA Benowo cukup efektif untuk mengatasi permasalahan sampah di Kota Surabaya. Sebab, sistem yang diterapkan tidak menimbulkan sampah kembali tetapi justru menghasilkan energi listrik.

"Dulu sampah di Surabaya 1.300 ton per hari, waktu saya menjabat wali kota pertama kali meningkat 1.400 ton per hari lalu sekarang menjadi 1.600 ton per hari. Hal ini karena, penduduk Kota Surabaya juga bertambah dari 2,8 juta menjadi 3,2 juta. Pengelolaan sampah ini efektif karena menghasilkan listrik dan zero waste," paparnya.

Ia menambahkan, selama ini Pemkot Surabaya terus berupaya menerapkan Reuse, Reduce, Recycle dan Replace (4R) dalam pengelolaan sampah. Hal ini dimulai dari setiap RW yang sudah memiliki bank sampah sebagai salah satu upaya memilah dan mengolah sampah secara terpadu.

"Sekarang di setiap RW sudah ada bank sampahnya untuk memilah dan mengolah. Saya berharap sampah penduduk bisa berkurang, target kami dari 1.600 ton menjadi 1.400 per hari," harapnya.

Terakhir, Wali Kota Eri menyebut semua sampah yang dihasilkan per harinya dapat dikelola menjadi energi listrik. Dari 1.600 ton sampah per hari yang diolah menjadi energi listrik sebanyak 1.000 ton dan sisanya diolah dengan sistem lain.

Adapun TPA Benowo menerapkan dua teknologi utama dalam pengelolaan sampah. Sampah organik diolah dengan teknologi fermentasi gas atau pembangkit listrik tenaga gas landfill. Sedangkan sampah non-organik diolah menggunakan teknologi termokimia atau pembangkit listrik gasifikasi. (ari/rd)