SPTP dan PPNS Kerja Sama Matching Fund

PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP), melalui program CSR melakukan kerja sama matching fund dengan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS).

SPTP dan PPNS Kerja Sama Matching Fund
Kegiatan usai penandatanganan kerja sama SPTP dan PPNS.

Surabaya, HARIANBANGSA.net - PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP), melalui program CSR melakukan kerja sama matching fund dengan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS). Kerja sama itu dilakukan salah satunya untuk mewujudkan penguatan kesadaran dan kepatuhan pekerja dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di dunia usaha.

Matching fund sendiri merupakan program pendanaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang merupakan program penguatan kolaborasi antara perguruan tinggi dengan dunia usaha dan dunia industry. Mereka secara bersama-sama membentuk ekosistem Merdeka Belajar-Kampus Merdeka.

Corporate Secretary PT Pelindo Terminal Petikemas Widyaswendramengatakan, kebutuhan sumber daya manusia yang sadar K3 di dunia usaha semakin tinggi. Terlebih untuk industri kepelabuhanan terminal peti kemas yang menjadi lini bisnis utama SPTP.

Dengan adanya kerja sama antara perseroan dengan PPNS diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang sadar dan patuh terhadap aspek K3 di lingkungan kerja perusahaan.

“Penyiapan SDM yang sadar K3 harus dimulai sejak dini. Mulai dari bangku pendidikan sehingga ketika masuk ke dunia usaha mereka sudah siap dan paham mengenai aspek keselamatan dan kesehatan kerja sehingga menjadi lebih produktif,” kata Widyaswendra, Rabu (24/8).

Direktur Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) Eko Julianto mengatakan, PPNS merupakan perguruan tinggi yang memiliki program studi K3 yang berkaitan dengan dunia kepelabuhanan dan pelayaran.

Untuk itu, pihaknya terbuka dan mendukung SPTP dalam upaya standardisasi implementasi K3 di seluruh wilayah kerja perusahaan. Menurutnya, dunia industri kepelabuhanan memiliki risiko keselamatan dan kesehatan kerja yang cukup tinggi.

"Penguatan sumber daya manusia yang paham dan patuh terhadap K3 menjadi kunci keberhasilan dalam meningkatkan kinerja operasional pelabuhan. Karena dengan kesadaran K3 tidak ada jam kerja yang hilang (zero accident) yang berdampak pada produktivitas pekerja," terang Eko.

Target pihaknya dalam pengembangan sistem tersebut dapat selesai dalam jangka waktu maksimal 6 bulan ke depan.(diy/rd)