Bank Jatim Raih Apresiasi dalam Puncak Peringatan HKJS 2024

Umi menjelaskan, dengan berbagai program yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat, khususnya di bidang pelayanan kesehatan, Bank Jatim sejatinya telah berhasil menciptakan perubahan positif dan nyata terutama dalam mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi daerah.

Bank Jatim Raih Apresiasi dalam Puncak Peringatan HKJS 2024
Direktur Kepatuhan Bank Jatim Umi Rodiyah saat menerima penghargaan.

Surabaya, HB.net - Dalam kegiatan Puncak Peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia (HKJS) tingkat Provinsi Jawa Timur (Jatim), PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) berhasil meraih penghargaan berkat dukungan dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan mental melalui CSR.

Bertempat di Gedung Graha Menur Surabaya, penghargaan diserahkan Pj Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jatim, Isye Adhy Karyono dan diterima Direktur Kepatuhan Bank Jatim Umi Rodiyah.

Umi menjelaskan, dengan berbagai program yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat, khususnya di bidang pelayanan kesehatan, Bank Jatim sejatinya telah berhasil menciptakan perubahan positif dan nyata terutama dalam mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi daerah.

"Terima kasih atas penghargaan yang telah diberikan ini. Apresiasi dari Pemprov Jatim ini merupakan bentuk nyata komitmen Bank Jatim dalam mendukung pelayanan kesehatan yang terbaik bagi masyarakat. Sepanjang 2024, kami sangat masif menyalurkan CSR di berbagai wilayah Jatim, khususnya dalam sektor kesehatan,” terangnya.

Adapun kegiatan CSR bankjatim yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan tercatat cukup banyak. Diantaranya bantuan mobil ambulans, bantuan alat-alat kesehatan, upaya penurunan stunting, dan masih banyak lagi.

"Kami berharap kegiatan CSR di bidang kesehatan yang telah dilakukan oleh bankjatim dapat meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat Jawa Timur,” tegasnya.

Melalui acara ini, Isye berharap agar masyarakat lebih sadar akan pentingnya kesehatan mental. Tidak hanya itu, Isye juga mengajak masyarakat untuk menghilangkan stigma buruk terhadap kunjungan ke rumah sakit jiwa.

“Edukasi kepada masyarakat sangat penting, agar tidak tabu lagi, tidak menjadi stigma buruk lagi. Misalnya ada yang ke RSJ, itu tidak menjadi dicap bahwa dia gila. Tapi ada kondisi lain seperti stres, depresi, atau gangguan dari kehidupan sehari-hari yang perlu diatasi secara profesional,” pungkasnya. (diy)