BAP jadi Solusi Terbatasnya Pupuk Bersubsidi

Nanik juga mengungkapkan, hasil inovasi Pusat Penelitian Sukosari di bawah PTPN XI menjadi angin segar bagi petani.

BAP jadi Solusi Terbatasnya Pupuk Bersubsidi
Petani di Desa Sukosari yang memanfaatkan Bioaktivator Pupuk untuk tanaman tebu.

Banyuwangi, HB.net - Bioaktivator Pupuk (BAP) dapat menjadi solusi terbatasnya pupuk bersubsidi. Pasalnya penggunaan bioaktivator mampu memangkas penggunaan pupuk non organik hingga 50 persen.

"Dari parameter penelitian tiga bulan penggunaan bioaktivator pupuk 2,5 ton per hektare dan pupuk non organik 50 persen mampu lebih unggul daripada yang 100 persen anorganik," ungkap Manajer Pusat Penelitian Sukosari, Nanik Tri Ismadi saat ditemui di Kantor Puslit Sukosari Jatiroto Lumajang, Rabu (21/09/2022)

Nanik juga mengungkapkan, hasil inovasi Pusat Penelitian Sukosari di bawah PTPN XI menjadi angin segar bagi petani. Namun, keberhasilan penelitiannya tersebut saat ini masih diaplikasikan terhadap tanaman tebu di Jatiroto.

Puslit Sukosari Jatiroto akan menggandeng Gabungan Kelompok Tani Kecamatan Jatiroto untuk meneliti efektivitas penggunaan bioaktivator pupuk pada komoditas lain seperti padi, jagung dan lainnya.

"Penggunaan bioaktivator pupuk dapat membantu keberlanjutan produktivitas pertanian. Bioaktivator Pupuk BAP telah teruji di Laboratorium Universitas Brawijaya Malang dan Laboratorium tanah Puslit Sukosari Lumajang," terangnya.

Pemanfaatan bioaktivator yang sesuai dengan kondisi tanah juga merupakan alternatif dalam pemupukan untuk meningkatkan kesuburan tanah, efisiensi pemupukan, keberlanjutan produktivitas tanah dan mengurangi bahaya pencemaran lingkungan.

"Bioaktivator pupuk BAP ini merupakan bahan organik yang kaya akan mikrobia dan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman yang apabila diaplikasikan bisa memperbaiki kebutuhan tanah dan meningkatkan produktivitas. Itu muncul dari masalah kelangkaan pupuk, mahalnya harga pupuk hingga adanya pupuk palsu," jelasnya.

Ia menambahkan, selain kelangkaan dan mahalnya harga pupuk, penggunaan pupuk non organik berpengaruh terhadap kesuburan tanah. Semakin tidak subur tanah maka kebutuhan pupuknya juga semakin tinggi. Jadi, bioaktivator pupuk menjadi solusi untuk memperbaiki kualitas tanah itu sendiri.

"Kami menganalisa tanah dari Ngawi hingga Banyuwangi bahan organiknya banyak yang di bawah 3, sedangkan kebutuhan tanaman harusnya di atas 3, pHnya sudah rendah di bawah 5, artinya tanah kita kurus makanya dosisnya pupuk non organik semakin tinggi karena tanahnya tidak mendukung, solusinya adalah menghadirkan mikrobia, BAP ini solusinya yang mampu meningkatkan kesuburan tanah," pungkasnya. (ron/diy)