Brangwetan Gandeng Forwas Gelar Workshop Media Kampanye Toleransi

Memanfaatkan masa perkembangan digital, 60 peserta program Cinta Budaya dan Tanah Air digelar Brangwetan, diajari membuat konten di media sosial (medsos) yang menarik.

Brangwetan Gandeng Forwas Gelar Workshop Media Kampanye Toleransi
Kegiatan program Cinta Budaya dan Tanah Air digelar Brangwetan dan Forwas.

Sidoarjo, HARIANBANGSA.net - Memanfaatkan masa perkembangan digital, 60 peserta program Cinta Budaya dan Tanah Air digelar Brangwetan, diajari membuat konten di media sosial (medsos) yang menarik. Kegiatan ini diadakan Forum Wartawan Sidoarjo (Forwas),  Rabu (27/7) di Trawas, Mojokerto.

60 peserta yang ikut memeriahkan workshop Membuat Media Kampanye Toleransi Melalui Media Sosial itu tergabung dari sejumlah guru dan siswa SMP dan SMA, serta organisasi kepemudaan.

"Kali ini ayo, belajar membuat bagaimana konten supaya menarik," kata Ketua Forwas Taufik saat mengisi agenda workshop). Melanjutkan acara workshop yang dibawakan dengan santai itu, Taufik disambut riang seluruh peserta.

Lalu, dia kembali melanjutkan acara workshop dengan menyampaikan fokus pelatihan melakukan kampanye toleransi melalui medsos. “Agar mudah dilakukan peserta, baiknya, medsos kampanye bisa diisi video, foto, dan jangan lupa caption menarik di medsos instansi, lembaga, atau akun pribadi yang teman-teman miliki," tuturnya.

Menurut dia, medsos yang menarik adalah yang memiliki konten yang terkonsep. Ia memahami, dimana kampanyenya tentang toleransi. Teman-teman peserta harus bisa menyusun konsepnya dulu. Agar seusai dengan sasaran kampanye yang dituju. "Selain produk video, foto, dan caption, jika memodifikasi isian konten dapat menampilkan narasumbernya. Wawancaranya ditampilkan disela video," ujarnya.

Terkait dengan alat yang akan digunakan membuat produk konten, Taufik tak menyarankan spesifikasi alat tertentu. Tapi, diharapkan peserta mengenal alat-alat terlebih dahulu. Kelebihan dan kekurangannya. Sehingga, peserta memanfaatkan alat yang dimiliki dengan baik dan maksimal.

"Terkait model konten produk video. Teman-teman bisa mengawalinya dengan ATM,  yaitu, amati, tiru, dan modifikasi sesuai konsepnya. Dan jangan lupa, tetap bikin konten, selalu belajar terus, dan evaluasi kemasannya. Karena konten bagus itu harus selalu bikin konten," kata Taufik, yang juga sebagai jurnalis Surya itu.

Di acara gayeng itu, Taufik membuka sesi tanya-jawab, dan disambut antusias peserta. Debora Cindy Audylia menanyakan tentang tahapan pembuatan konten. Jika membuat konten itu bisa dimulai dengan menyusun konsep terlebih dahulu.

"Tapi, bagaiman untuk langkah berikutnya Pak?. Tentang pemilihan platform medsos agar konten itu banyak menarik pengunjung dan pengikutnya," tanya gadis yang disapa akrab Debora.

"Apa saja, yang penting produknya baik dan tentu menarik. Jika ingin mudah hype, bikin konten yang banyak diminati yang menjadi sasaran kampanye," jawab Taufik.

Sebelum menutup acara, Taufik juga menantang peserta untuk membuat video konten baik, tentang kampanye toleransi.

"Dengan ini, secara tidak langsung kita langsung praktik. Bergerak buat konten. Baiknya, minimal akan ada puluhan konten video yang dikampanyekan. Dan minimal banyak calon dan pengikut terkampanyekan dengan konten-konten positif toleransi. Begitulah kekuatan medsos," pungkasnya.(cat/rd)