Gencarkan Vaksinasi Door to Door, Kadinkes Malang Ingatkan Warga, Waspadai Gelombang Ketiga

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Malang drg Arbani Mukti Wibowo mengatakan, capaian vaksinasi ini berbanding lurus dengan menurunnya kasus Covid-19 di Bumi Kanjuruhan.

Gencarkan Vaksinasi Door to Door,  Kadinkes Malang Ingatkan Warga, Waspadai Gelombang Ketiga
Lansia di Kabupaten Malang ketika divaksin sistem door to door oleh petugas.

Malang, HB.net – Dinas kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang mencatat bahwa capaian vaksinasi sudah tembus 63,42 persen atau sekitar 1,3 juta penduduk. Jumla itu akan terus bertambah seiring dengan gencarnya dinkes Malang melakukan vaksinasi door to door pada lansia.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Malang drg Arbani Mukti Wibowo mengatakan, capaian vaksinasi ini berbanding lurus dengan menurunnya kasus Covid-19 di Bumi Kanjuruhan.

“Angka konfirmasi baru sudah rendah dalam seminggu ini. Terbanyak dalam sehari ada konfirmasi enam kasus. Sedangkan yang terendah itu hanya ada 2 kasus,” ujar Arbani kemarin (18/10).

Arbani juga menyebut,   angka kasus aktif di Bumi Kanjuruhan juga terus mengalami penurunan. Sehingga saat ini tempat isolasi terpusat (Isoter) di Kabupaten Malang sudah tidak lagi berpenghuni.

“Saat ini angka kasus aktif itu tinggal 47 kasus. Rata-rata dirawat di rumah sakit yang menangani Covid-19,” kata dia.

Jika penyebaran virus Covid-19 di Kabupaten Malang ini terus landai dan capaian vaksinasi terus meningkat, bukan tidak mungkin daerah terluas nomor dua di Jawa Timur ini akan segera turun level, dari PPKM level 3 menjadi level 2. Seperti diketahui, penurunan level PPKM di sebuah daerah salah satunya bergantung pada tingkat vaksinasi. Daerah dengan capaian vaksinasi 70 persen bisa turun status ke level 2 atau bahkan 1. Artinya, sedikit lagi Kabupaten Malang bisa turun level PPKM.

Terkait penurunan kasus, Arbani mengimbau agar masyarakat tidak abai. Dia meminta protokol kesehatan (prokes) tetap dilaksanakan, sehingga tidak ada lagi gelombang III penyebaran virus korona.

“Yang kami khawatirkan, masyarakat terlena, lalu kendor prokesnya. Bukan tidak mungkin akan terjadi gelombang ketiga penyebaran virus. Sehingga hal ini harus dideteksi sejak awal dan juga diantisipasi,” pungkas Arbani. (mad/ns)