Smartfren Bidik 4 Juta Pelanggan Baru di Jatim

- Operator penyedia jasa telekomunikasi PT Smartfren Telecom Tbk membidik pasar Jawa Timur.

Smartfren Bidik 4 Juta Pelanggan Baru di Jatim
Regional Head Greater Smartfren Litoco Gunawan ketika tanya jawab dengan awak media. Yudi Eko Purnomo/ HARIAN BANGSA

Mojokerto, HARIANBANGSA.net - Operator penyedia jasa telekomunikasi PT Smartfren Telecom Tbk membidik pasar Jawa Timur. Tahun 2022 ini provider layanan 4G LTE tersebut menargetkan 4 juta pelanggan baru melalui launching program unlimited baru. Targetnya kaum milenial.

Tak hanya itu, Smartfren juga mem-planning penambahan 300 Base Transceiver Station (BTS) di Jatim. Penambahan stasiun pemancar tersebut diharapkan akan mengejar ketertinggalan pelanggan di kawasan ini yang berada setingkat di bawah Jawa Tengah yang menjadi ‘basis’ Smartfren.

Sekedar diketahui, tahun ini  Smartfren berhasil membukukan 34 juta pengguna smartphone di negeri ini. Angka ini merupakan capaian dari kerja keras provider tersebut yang berhasil melipatgandakan jumlah customer hingga dua kali lipat sejak dua tahun lalu.

"Melalui program 1 GB +1 GB unlimited harian 2 kali lebih besar dan 6 GB harian nonstop untuk 30 hari, kami menargetkan pasar milinial di Jatim. Untuk itu, kami siap tembus pasar semua lapisan," kata Regional Head Greater Smartfren, Litoco Gunawan.

Dengan program baru ini, Coco, panggilan Litoco,  optimis akan bisa merebut pasar kawula mula. Sebab, katanya, meski pihaknya tetap menyediakan fasilitas pemakaian aplikasi meski paketan utama habis.

Coco mengklaim Smartfren telah meng-cover seluruh area Jatim. Namun ia mengungkapkan ada beberapa kecamatan di kawasan ini belum masuk jaringannya. "Ada beberapa kecamatan di Jatim belum ter-cover jaringan kami. Namun dengan penambahan 300 BTS tahun ini akan meng-cover keseluruhan kawasan dari kecamatan sampai tempat wisata," ujarnya.

Karenanya, ia optimis target penambahan 50 persen pelanggan baru di Jatim terpenuhi. Sebab, Smartfren, katanya, paling siap menghadapi lonjakan pengguna data  pada momen akhir tahun dan Lebaran. Ini, tambahnya, karena pihaknya tidak lagi menggantungkan pemancar sinyal seperti gelombang namun telah menggantinya dengan kabel optik.

Walau demikian, Coco tak menampik sejumlah kendala pada pengembangan kawasan. "Salah satunya adalah pandemi (Covid 19). Karenanya pelanggan banyak di rumah mereka memilih menggunakan jaringan Wi-Fi rumah, '' pungkasnya. (yep/rd)