Cuaca Ekstrem Jadi Penyebab Utama Banjir di Surabaya

Hujan deras yang mengguyur Kota Surabaya sejak Jumat (14/3) siang menyebabkan sejumlah kawasan terendam banjir.

Cuaca Ekstrem Jadi Penyebab Utama Banjir di Surabaya
Petugas DSDABM Kota Surabaya memasang sandbag untuk mengurangi banjir.

Surabaya, HARIANBANGSA.net - Hujan deras yang mengguyur Kota Surabaya sejak Jumat (14/3) siang menyebabkan sejumlah kawasan terendam banjir. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda memprediksi cuaca ekstrem dan peningkatan kecepatan angin pada periode 7-16 Maret 2025 menjadi salah satu faktor utama penyebab banjir.

Kepala BMKG Juanda Tauqif Hermawan menjelaskan bahwa wilayah Jawa Timur, termasuk Kota Surabaya, masih berada di akhir musim hujan dan memasuki masa peralihan. Kondisi ini meningkatkan potensi terjadinya cuaca ekstrem.

"Kondisi dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya daerah pertemuan angin (konvergensi) di perairan utara Jawa Timur, serta gangguan atmosfer Madden-Jullian Oscillation (MJO) yang diperkirakan melintasi wilayah Jawa Timur. Hal ini mengakibatkan peningkatan pertumbuhan awan hujan," kata Tauqif, Minggu (16/3).

Selain itu, atmosfer yang labil dan faktor konektivitas lokal yang kuat mendukung pertumbuhan awan cumulonimbus yang intens. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk memantau kondisi cuaca terkini melalui citra radar cuaca WOFI di situs web https://stamet-juanda.bmkg.go.id/radar/ dan informasi peringatan dini di situs web https://stamet-juanda.bmkg.go.id dan media sosial @infobmkgjuanda.

"BMKG Juanda mengimbau masyarakat dan instansi terkait untuk waspada terhadap potensi cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang," ujarnya.

Kepala Bidang Drainase Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya Windo Gusman Prasetyo mengungkapkan bahwa ketidakmampuan saluran air menampung debit air hujan juga menjadi penyebab banjir. "Saluran air tidak mampu menampung air karena tersumbat bangunan liar, sampah, serta pemukiman yang tidak dilengkapi fasilitas sosial (fasos)," kata Windo.

DSDABM Surabaya telah memetakan wilayah rawan banjir di Surabaya, meliputi Surabaya Barat, yakni Jalan Satelit Indah, Tengger Raya, Wisma Tengger, Gadel, Tambak Mayor, Asem Mulya, Tanjungsari, Sememi Jaya Selatan, Manukan Lor, Bangkingan, Lidah Wetan, Lidah Kulon, Warugunung, Mastrip, Kedurus, dan Kebraon.

Sedangkan wilayah Surabaya Selatan, yakni Jalan Gayungsari Barat, Gayungsari Timur, Kutisari, Siwalankerto, dan Pagesangan. Sementara, Surabaya Timur meiputi  Jalan Semolowaru, Medokan Semampir, kawasan Manyar, Wonorejo, Medokan Ayu, Pandugo, Kenjeran, Kalisari, Kalibokor, Mulyosari, dan Sutorejo.

Surabaya Utara meliputi Jalan Greges Timur, Kalianak, Tambak Osowilangun, Tanjung Sadari dan sekitarnya, Ikan Mungsing, Pesapen, Krembangan,  Kemayoran, dan Demak.

"Untuk mengantisipasi banjir, kami menempatkan mobil penyedot banjir, Satgas URC (Unit Reaksi Cepat) di lokasi rawan banjir, menyiapkan sandbag, truk, bambu, dan gedeg guling. Kami juga menempatkan Satgas penyarang di rumah pompa untuk memastikan kinerja penyedotan maksimal, serta rutin mengeruk saluran dan bozem," pungkasnya. (ari/rd)