Diaspora Banyuwangi Siap Pasarkan Wisata Blambangan ke Pentas Dunia

Acara dibalut dengan pentas budaya khas Bumi Blambangan itu melahirkan spirit bersama untuk memajukan daerah kelahiran. Diantaranya untuk turut aktif memasarkan potensi wisata di Banyuwangi. Baik wisata budaya, alam ataupun sport tourism yang berkembang di Banyuwangi.

Diaspora Banyuwangi Siap Pasarkan Wisata Blambangan ke Pentas Dunia
Tampak Bupati Ipuk bersama Menpan RB yang menghadiri pertemuan bersama Diaspora serta sejumlah Ikawangi.

Banyuwangi, HB.net - Diaspora Banyuwangi yang berasal dari berbagai kota di Indonesia dan sejumlah negara berkumpul di Pendopo Shaba Swagata Blambangan, Banyuwangi, Sabtu (13/04/2024). Acara tahunan yang diselenggarakan Pemkab Banyuwangi itu berlangsung meriah dan gayeng.

Hadir, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Abdullah Azwar Anas. Menteri Pariwisata RI 2014-2019 Arief Yahya dan sejumlah Ikatan Keluarga Banyuwangi (Ikawangi) dari berbagai kota dan Negara.

Acara dibalut dengan pentas budaya khas Bumi Blambangan itu melahirkan spirit bersama untuk memajukan daerah kelahiran. Diantaranya untuk turut aktif memasarkan potensi wisata di Banyuwangi. Baik wisata budaya, alam ataupun sport tourism yang berkembang di Banyuwangi.

“Saya kira, wisata Banyuwangi harus dipasarkan di level internasional. Saat ini, saya lihat, sudah sangat baik untuk level nasional,” ungkap salah satu Diaspora Banyuwangi yang berkiprah di Perth, Australia, Widi.

Widi yang bekerja di bidang event organizer itu kerap menampilkan atraksi budaya asli Banyuwangi di Australia. “Ada tari-tarian ataupun lagu-lagu Banyuwangi yang kita tampilkan, termasuk Banyuwangi Ethno Catnival. Mereka senang melihatnya,” akunya.

Hal tersebut dibenarkan Arief Yahya. Wisata di Banyuwangi harus terus dipacu ke level global. Dengan mendorong wisata, akan mampu mengerek sektor lainnya. “Tourism (wisata) itu, bisa memicu terjadinya trade (perdagangan) dan investment (investasi). Jika ini terbentuk, akan melahirkan kesejahteraan,” paparnya.

Arief mencontohkan Bali. Walaupun Bali tidak mampu memproduksi komoditas dagang sendiri, tapi banyak suplai yang berasal dari luar daerah. “Hal tersebut menaikkan pendapatan perkapita penduduknya. Karena tourism ini people to people (orang ke orang),” imbuhnya.

Bupati Ipuk sendiri mengamini gagasan para diaspora untuk mengembangkan wisata Banyuwangi ke level global. Menurutnya, Pemkab Banyuwangi telah berusaha keras untuk bisa bersaing di kancah internasional.

“Ada sejumlah pengakuan internasional yang telah berhasil diraih. Di antaranya Banyuwangi telah ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark (UGG). Ini menasbihkan Banyuwangi di kancah dunia,” jelas Ipuk.

Dalam kesempatan tersebut, Ipuk juga memaparkan kemajuan wisata tersebut berbanding selaras dengan kesejahteraan masyarakat. Pada 2023, PDRB Banyuwangi tercatat sebesar 101,29 triliun. Hal ini meningkatkan pendapatan per kapita warga Banyuwangi naik menjadi Rp 58,08 juta/tahun.

“Alhamdulillah, ekonomi Banyuwangi naik menjadi 5,03 persen. Melebihi pertumbuhan provinsi Jawa Timur. Angka kemiskinan juga turun menjadi 7,34 persen. Ini terendah sepanjang sejarah,” lanjutnya.

Ipuk mengajak kepada seluruh Ikawangi dunia untuk menjadi duta Banyuwangi dalam memasarkan potensi daerah. “Jika bukan kita, siapa lagi,” pungkasnya. (guh/diy)