Komisi III Sidak Lagi, Jalan Paving Kian Rusak Parah

Komisi III Sidak Lagi, Jalan Paving Kian Rusak Parah
Tokoh pemuda dan Komisi III melihat kondisi jalan paving Desa Sumberkepuh semakin parah. Bambang DJ/ HARIAN BANGSA.

Nganjuk, HARIAN BANGSA - Komisi III DPRD Nganjuk melakukan rapat kerja dengan mengundang Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman Dan Pertanahan (Perkim). Anggota dewan merasa geram dengan buruknya kualitas pekerjaan beberapa proyek.

Rapat kerja yang dipimpin Wakil Ketua Komisi III Fauzi Irwan bertujuan  untuk melakukan pengawasan dan menegur jika melakukan kesalahan. Selain itu,  berbagai kerusakan dari sidak supaya dilakukan perbaikan.

"Saya ingin ada rasa tanggung jawab agar pekerjaan jalan rusak secepatnya diperbaiki dengan kualitas yang diharapkan," kata Fauzi, kepada Harian Bangsa, kemarin.

Usai memimpin rapat yang berakhir pukul 15.30 WIB, Fauzi Irwan bersama anggota langsung meninjau ulang lokasi pengerjaan paving. Alangkah terkejutnya mereka karena kondisi jalan paving semakin parah. Padahal, baru pertengahan Januari lalu disidak.

"Saya katakan saat sidak awal kualitasnya jelek, dan saat ini sudah semakin jelek," tegasnya.

Pada sidak sebelumnya, Fauzi menjelaskan bahwa pengerjaan paving diduga tanpa memperhitungkan kualitasnya. Banyak pasangan paving mulai bergelombang. Bahkan di samping atau bibir bagian pinggir jalan paving sudah mulai banyak yang terangkat dari pasangan. Sekarang terbukti paving yang berumur 1 bulan sudah pada terkelupas. Bahkan, tidak bisa dilewati lagi oleh roda dua.

"Percepatan pembangunan harus diikuti juga pengawasan. Tidak hanya kita anggota dewan, masyarakat juga berhak untuk mengawasi," tandaa Fauzi.

Pengerjaan jalan paving yang dikerjakan CV Ya Wasi Contraktor dari Tulungagung, menggunakan dana APBD sebesar Rp 1,127 miliar.  Jalan ini diperuntukkan bagi warga pengungsi yang berada di Desa Sumberkepuh, Kecamatan Lengkong.

Bentuk pengawasan juga dilakukan salah satu tokoh pemuda warga Desa Sumberkepuh. Andris (40) mengatakan, sejak awal dirinya mengikuti proses pengerjaan paving, dan sering ditegur karena sudah salah.

"Saya lihat dari awal, paling dasar agar menggunakan tanah padas, tapi pelaksana menggunakan tanah liat. Termasuk lapisan atas supaya menggunakan pasir. Tapi ini banyak tanah liat campur pasir. Jadinya rusak semua," kata Andris.(bam/rd)