Lima Desa Terdampak Putusnya Jembatan Sasak

Terjangan aliran sungai di Desa Setren membuat putusnya jembatan penghubung antara Desa Setren dan Mungkung menuju Pokak, Klagen, dan Rejoso.

Lima Desa Terdampak Putusnya Jembatan Sasak
Ketua DPRD Nganjuk Tatit Heru Tjahyono saat melihat kondisi putusnya jembatan darurat bersama kades Mungkung dan kades Stren. Bambang DJ/ HARIAN BANGSA.

Nganjuk, HARIANBANGSA.net - Terjangan aliran sungai di Desa Setren membuat putusnya jembatan penghubung antara Desa Setren dan Mungkung menuju Pokak, Klagen, dan Rejoso.

Jembatan sepanjang 20 meter mengalami putus sepanjang 5 meter. Jembatan ini putus sekitar pukul 15.00 WIB, Jumat (21/1), saat turun hujan. Tiang penyangga tidak kuat menahan derasnya aliran air.

Kondisi putusnya Jembatan Sasak ini langsung mendapat perhatian Ketua DPRD Nganjuk Tatit Heru Tjahjono. Dia meninjau lokasi untuk melihat kondisi dari dampak yang terjadi.

"Setelah saya melihat kondisinya dan dampak bagi petani, maka ini perlu segera dibangunkan," kata Tatit, kepada Harian Bangsa, Sabtu (22/1).

Menurutnya, Jembatan Sasak ini merupakan jalur alternatif masyarakat untuk mengangkut hasil panen. Hal ini harus segera dibangun karena kondisi jembatan sendiri sudah tidak layak. "Saya rasa ini harus dibongkar total dan dibuatkan jembatan baru," tegasnya.

Dijelaskan, sebenarnya anggaran untuk pembangunan jembatan sudah di ajukan. Namun, karena refocusing, maka ditunda pembangunannya.  Anggaran yang sudah pernah diajukan sekitar Rp 2 miliar untuk membangun jembatan baru. "Saya juga minta kepada eksekutif agar kondisional. Untuk pembangunan Jembatan Sasak supaya tahun ini bisa dikerjakan," tandas Tatit.

Sementara, Kepala Desa Mungkung Dasar menjelaskan, jembatan yang sudah lama dibangun ini sama sekali belum ada perbaikan. Bahkan pada tahun 2020 jembatan tersebut sudah mengalami retak.  "Saya meminta supaya segera diperbaiki, agar aktifitas petani untuk menjual hasil panen tidak berputar terlalu jauh," kata Dasar.

Ditambahkan, memang untuk saat ini masyarakat gotong royong membuat jembatan darurat dari bambu. Jembatan ini hanya bisa dilalui kendaraan roda dua. Sedangkan untuk kendaraan roda empat harus berputar kurang lebih 8 kilometer menuju Kecamatan Rejoso.

"Saya berharap dari kunjungan ketua DPRD Nganjuk dan Ketua Komisi III Marianto, bisa segera menjawab keluhan petani untuk membangun Jembatan Sasak secepatnya," pinta Dasar.(bam/rd)