Pekerja Independen di Indonesia Terkena Dampak Covid-19

Flourish Ventures, sebuah perusahaan modal ventura global dengan investasi portofolio di Indonesia dan seluruh Asia, merilis laporan baru. Mereka mengevaluasi bagaimana pekerja independen atau gig worker dalam ekonomi informal Indonesia.

Pekerja Independen di Indonesia Terkena Dampak Covid-19
Smita Aggarwal (kanan) dan pekerja independen.

Jakarta, HARIAN BANGSA.net - Flourish Ventures, sebuah perusahaan modal ventura global dengan investasi portofolio di Indonesia dan seluruh Asia, merilis laporan baru. Mereka mengevaluasi bagaimana pekerja independen atau gig worker dalam ekonomi informal Indonesia. Seperti para pengemudi berbagi tumpangan atau ridesharing, penjual online, penyedia jasa rumah tangga, dan kurir pengiriman, mengatasi pandemi Covid-19.

Hasilnya, sebagian besar dari mereka telah terkena dampak yang besar.  86 persen responden menyatakan bahwa penghasilan mereka berkurang.

Laporan Indonesia Spotlight August 2020, yang mencakup respons survei dari 586 pekerja independen atau gig worker di Indonesia, adalah edisi ketiga dari seri laporan Flourish yang dinamakan The Digital Hustle: Gig Worker Financial Lives Under Pressure.

Flourish adalah investor modal ventura global yang berfokus pada investasi Fintech tahap awal, yang membantu orang mendapatkan peluang ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan finansial mereka.

“Pandemi menggarisbawahi tantangan yang dihadapi pekerja independen atau gig worker di Indonesia, serta kemampuan beradaptasi mereka dan dorongan kewirausahaan mereka dalam menghadapi kesulitan,” kata Smita Aggarwal, global investments advisor di Flourish, Rabu (9/9).

Salah satu hasil surveinya, jumlah pekerja independen atau gig worker di Indonesia dengan penghasilan lebih dari Rp 3 juta per bulan (USD 200) mengalami penurunan yang tajam, dari 43 persen pada bulan Maret 2020 ke hanya 5 persen pada bulan Juni/Juli 2020. Selain itu, terdapat lonjakan besar dalam jumlah pekerja independen atau gig worker dengan penghasilan kurang dari Rp 1 juta (USD 70), dari 8 persen pada bulan Maret 2020 ke 55 persen pada bulan Juni/Juli 2020.

Selain itu, 74 persen responden sangat khawatir tentang Covid-19. Pekerja independen atau gig worker lebih khawatir tentang dampaknya pada mata pencaharian mereka (52 persen) daripada pada kesehatan mereka (14 persen).

“Dalam penurunan ekonomi akibat pandemi Covid-19, pekerja independen atau gig worker telah secara signifikan terkena dampaknya dan mereka tetap rentan mengalami kesulitan dalam hal finansial,” kata Tilman Ehrbeck, managing partner di Flourish.

“Pekerjaan yang memerlukan interaksi tatap muka lebih terkena dampaknya. 71 persen penyedia layanan kesehatan di rumah (seperti mereka yang menawarkan jasa pijat di rumah), 65 persen pengemudi berbagi tumpangan atau ridesharing, dan 55 persen pengemudi pengiriman telah kehilangan penghasilan. Penjual online dan pekerja rumah tangga lainnya, seperti asisten rumah tangga, tidak terlalu terkena dampaknya,” jelas Smita Aggarwal.

 Tidak ada perbedaan penghasilan antara jenis kelamin. Laporan menunjukkan bahwa pria dan wanita sama terpengaruhnya oleh penurunan ekonomi akibat Covid-19  di Indonesia.

Selain itu, mereka hidup dalam tekanan. Hampir 60 persen responden mengatakan bahwa jika mereka kehilangan sumber penghasilan utama, mereka tidak akan dapat mencukupi pengeluaran rumah tangga dalam satu bulan tanpa meminjam uang.

Metodologi Survei Flourish bermitra dengan perusahaan riset 60 Decibels dan perusahaan perintis untuk pekerja independen atau gig worker, Sampingan, untuk melakukan survei online terhadap 586 pekerja independen atau gig worker pada bulan Juni 2020. Panelnya mencakup 221 pengemudi berbagi tumpangan atau ridesharing, 191 penyedia jasa rumah (seperti asisten rumah tangga atau ahli kecantikan), 109 penjual online, dan 65 kurir pengiriman.(rd)