Tak Terawat, Plt Kadis Bantah Jika BBI Tetap Dirawat Maksimal

Nyatanya, kolam ikan yang dianggarkan di Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Perikanan itu dibiarkan rusak dan nyaris tak terawat. Disana sini, banyak tanaman semak belukar dan rumput liar yang dibiarkan tumbuh menghiasi tempat Balai Benih Ikan itu.

Tak Terawat, Plt Kadis Bantah Jika BBI Tetap Dirawat Maksimal
terlihat tak terawat.
Tak Terawat, Plt Kadis Bantah Jika BBI Tetap Dirawat Maksimal

Probolinggo, HB.net - Sungguh ironis, Balai Benih Ikan (BBI) milik Pemerintah Kota Probolinggo nyaris tak terawat. Balai Benih Ikan yang berada di Jalan Kapten Saroe, Kelurahan Kedungasem, Wonoasih tersebut nyaris kumuh dan dibiarkan mangkrak karena terbengkalai.

Pemandangan itu terlihat sangat miris, karena selama ini Pemkot Probolinggo melalui Walikota Habib Hadi Zainal Abidin terus mendengungkan program kinerja di setiap OPD dengan inovasi-inovasinya. Namun, ternyata berbalik dengan kenyataan yang ada.

Nyatanya, kolam ikan yang dianggarkan di Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Perikanan itu dibiarkan rusak dan nyaris tak terawat. Disana sini, banyak tanaman semak belukar dan rumput liar yang dibiarkan tumbuh menghiasi tempat Balai Benih Ikan itu. Kesan kumuh dan usang terlihat dikantor BBI itu.

Pagar yang mengelilingi BBI, ditumbuhi tanaman menjalar. Papan nama, sebagian hurufnya hilang, sehingga tidak dapat dibaca. Bahkan, permainan anak-anak yang ada di dalam lokasi BBI, dipenuhi tumbuhan menjalar, sehingga terkesan tidak pernah dirawat dan dipakai. Bahkan tak terlihat satupun petugas di lokasi.

Plt Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan, Yoyok Imam Siswahyudi saat dikonfirmasi wartawan mengatakan, BBI tersebut dikelola dinas yang dipimpinnya. Setiap hari ada 8 pegawai yang bekerja di UPT BBI tersebut."Ada pegawainya kok. Mungkin sedang istrahat,” kilahnya, soal tak ada satupun petugas yang terlihat.

Yoyok berjanji akan memerintahkan pegawai yang ada di UPT BBI membuka pintunya. Namun, setelah ditunggu lama, tetap tak ada satupun pegawai muncul. “Kegiatannya ada kok. Pegawai yang di sana mengelola pembibitan. Hasilnya nanti dijual,” tandasnya.

Disinggung mengapa BBI kelihatan seperti tidak dirawat, Yoyok menjawab, karena anggaran tidak cukup. Pemkot tidak bisa mengalokasikan anggaran sebesar saat BBI masih berstatus UPT (Unit Pelayanan Teknis). “Sekarang anggarannya kecil karena sudah bukan UPT,” dalihnya.

BBI kini berada di bawah seksi, setelah pemerintah Provinsi Jawa Timur mencabut atau menghapus UPT. Yoyok akan mengusahakan dana untuk memperbaiki BBI, sehingga kondisi BBI seperti sedia kala. (ndi/diy)