Tari Kolosal Ngoyek Kupang Sabet Rekor Muri

Tari Kolosal Ngoyek Kupang yang dilakukan 1.190 penari terdiri dari siswa, guru, wali murid dan alumni SMPN 2 Candi, Sidoarjo berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri), Sabtu (12/11).

Tari Kolosal Ngoyek Kupang Sabet Rekor Muri
Bupati Muhdlor menyaksikan pagelaran Tari Kolosal Ngoyek Kupang.

Sidoarjo, HARIANBANGSA.net - Tari Kolosal Ngoyek Kupang yang dilakukan 1.190 penari terdiri dari siswa, guru, wali murid dan alumni SMPN 2 Candi, Sidoarjo berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri), Sabtu (12/11). Pagelaran tari kolosal ini digelar di halaman SMPN 2 Candi, di Desa Ngampelsari, Kecamatan Candi.

Tari Kolosal Ngoyek Kupang itu resmi tercatat sebagai rekor ke-10.679 di Muri. Rekor tersebut diraih dengan kategori Pagelaran Kolosal Tari Ngoyek Kupang oleh peserta terbanyak. Rekor tercatat sebagai rekor nasional dan rekor dunia.

Piagam rekor Muri diserahkan perwakilannya, Sri Widayati kepada Kepala SMPN 2 Candi Al Hadi selaku penyelenggara dan Ayu Nyoman Mujiwati selaku pencipta tari Ngoyek Kupang. Ayu Nyoman guru seni budaya di sekolah tersebut.

Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor mengaku bangga atas capaian prestasi tersebut. Menurutnya, lewat tari Ngoyek Kupang bakal semakin mengenalkan Kabupaten Sidoarjo terkait potensi khasnya, yakni makanan kupang. Selain itu, juga akan menguatkan kearifan lokal di Sidoarjo.

Menurut dia, kearifan lokal atau Local Wisdom harus terus dijaga. Salah satunya dengan kegiatan yang dapat mengangkat dan mengingatkan kembali kearifan lokal Sidoarjo. "Ini juga menjadi pembelajaran penting bagi generasi muda untuk tidak lupa sejarah dan mencintai daerahnya," tegasnya.

Dalam pagelaran Tari Kolosal ini juga dipamerkan aneka olahan kupang yang dibuat juga oleh siswa-siswi SMPN 2 Candi. Selain itu juga terdapat kerajinan tangan dari kulit kupang hasil kreasi pelajar SMPN 2 Candi.

Pencipta tari Ngoyek Kupang Ayu Nyoman Mujiwati mengatakan, insipirasi tari ini berasal dari aktivitas nelayan saat mencari kupang di laut, proses memilah kupang hingga mengolahnya menjadi sebuah makanan.

"Tari Ngoyek Kupang berdurasi 5 menit 19 detik. Butuh waktu enam bulan menciptakan tari ini. Untuk melatihnya ke anak-anak (siswa SMPN 2 Candi) waktunya dua bulan," jelas Ayu Nyoman Mujiwati.

Sebagai informasi, di Kecamatan Candi, ada desa yang sebagian warganya menjadi nelayan, mencari kupang di laut. Desa tersebut bernama Desa Balongdowo. Selain menjadi kupang lontong, kupang banyak juga diolah menjadi kerupuk dan petis. (sta/rd)